Barusan saya kebangun, dengan
nyawa yang masih belum terkumpul sempurna saya melirik jam di ponsel. Wah,
sudah jam 2 pagi, pikir saya. Saya pun bangun dan bergegas melakukan beberapa hal di
dapur. Eh waktu nengok jam lagi.. Loh loh.. Kok masih pukul satu? Saya cek lagi
jam yang lain. Sama. Belum pukul satu. Berarti tadi saya salah lihat waktu. Ya
udah daripada bengong nungguin sahur, yuk kita ikutan menjawab pertanyaan dari
GagasMedia untuk Terus Bergegas.
Pertanyaan pertama, Apa saja 12 judul
buku yang paling berkesan setelah saya membacanya? Hemmm... Ini susah-susah
gampang menjawabnya. Karena begitu banyak buku yang saya suka. Boleh nyebut 30?
Hehehe... Diminta 12, baiklah ini jawabannya.
1. Tomodachi
karya Winna Efendi.
Ini fresh from
the oven banget. Maksudnya ini baru aja selesai saya baca. Reviewnya pun
belum jadi. Saya suka buku ini karena di dalamnya ada tentang olahraga Lari.
Wah, entah kenapa saya suka sama olahraga lari. Hal itu pernah saya tuangkan
sekilas di cerpen yang saya tulis dan kemudian dimuat di Kompas Anak.
Selain tentang lari, saya juga suka tema persahabatan
dan cinta di dalamnya. Di antara karya Winna Efendi, ini yang paling favorit
buat saya.
2. Memori
Windry Ramadhina.
Sebelumnya saya tidak pernah membaca karya Windry
Ramadhina. Dan begitu saya membaca Memori saya langsung terpesona dan mencari
karya-karya Windry yang lain. Hal ini pernah saya ungkapkan di review di
Goodreads. Saya suka kehangatan hubungan Mahoni dan adiknya di buku ini.
Review saya di GR buat Memori |
3. Bulan
Nararya karya Sinta Yudisia
Tentang dunia psikologi, tentang pasien Skizofrenia. Saya
belajar banyak lewat novel ini. Informasi dan gagasan tentang pasien
skizofrenia yang dituturkan penulisnya benar-benar membuka wawasan saya.
4. Galaksi
Kinanthi karya Tasaro GK
Saya membacanya bertahun-tahun yang lalu. Dan ketika
selesai, saya seperti menyelesaikan sebuah perjalanan yang sangat panjang. Saya
suka dengan diksi romantis yang disajikan penulisnya di buku ini. Salah satu
kalimat yang saya suka dari surat Kinanthi kepada Ajuz :
‘Lanjutkan hidupmu. Tetapi, aku tidak akan meminta izin jika sewaktu-waktu ingin menggambar wajahmu. Aku harap bukan dengan air mata. Aku bosan. Penyiksaan itu sudah menua. Ketika setiap ingatan tentang engkau mengubah keceriaan.’
5. Walking
After You karya Windry Ramadhina
Karya ter-gress dari Windry sebelum Orange terbit.
Saya suka kisah di novel ini karena karakter Julian yang pendiam. Ah, saya
selalu suka cowok pendiam. Hehehe.... Dan setting toko kue-nya juga dapat
banget. Saya ingin sekali duduk di Afternon Tea dan menikmati soufflé yang
sempurna tanpa cacat. Saya juga suka dengan tema yang diusung novel ini untuk
berdamai dengan masa lalu.
Saya penggemar karya Orizuka dan I For You adalah
salah satu favorit saya. Saya suka bagaimana Orizuka mengemas ceritanya. Dari
awalnya biasa saja, pelan-pelan menjadikan konflik, para tokoh tenggelam dalam
kerumitan konflik, kemudian Orizuka pelan-pelan mengurai segala kerumitan
tersebut. Ending di novel jni juga sangat menyenangkan dan melegakan buat saya.
7. Strawberry
Shortcake karya Ifa Avianty
Novel lawas dari mbak Ifa Avianty. Membacanya seperti
membaca satu episode dalam kehidupan saya. Tidak sama persis memang, tapi
sanggup membuat saya terkenang-kenang akan sesuatu. Strawberry Shortcake buat
saya adalah sebuah novel, yang isinya seperti menikmati kue Strawberry yang
kadang manis dengan segala keceriaannya. Kadang bisa asam seperti saat kita
menertawai hidup itu sendiri. Bisa juga sedikit getir seperti saat Tuhan
mengirimkan ujian-ujianNya. Kadang kalau kebanyakan garam ya asin juga.
Ini novel yang bikin saya mewek saat membacanya. Saya
bahkan jatuh cinta pada kalimat pertama yang ditulis novel ini. Bayangkan saja,
kalimat pertamanya saja sudah menjelaskan banyak hal dan membuat kita
bertanya-tanya apa sih yang terjadi selanjutnya dan sebelumnya. Simak nih kalimat pertama di novel tersebut :
‘Pada masa berkabung, hanya beberapa jam setelah
Esther meninggal, Yanuar memahami bahwa akan ada saat dia harus memasak sendiri
untuk Hafsha dan Feru.’
Resensi saya untuk buku ini juga berhasil dimuat di
Koran Jakarta. Sttt... Kata suami, rata-rata tulisan resensi saya yang dimuat
di Korjak adalah buku-buku yang saya suka. Mungkin karena saya nulisnya sepenuh
hati dengan rasa bahagia, jadi berhasil menarik minat redaksi. Salah satunya
Priceless Momen ini.
9. Citra
Rashmi karya Tasaro GK
Ini
juga novel yang bikin saya lama enggak move on ketika selesai membacanya. Saya
menjadi terkenang-kenang akan cerita di dalamnya. Saya suka sekali bagaimana
Tasaro mengemas cerita romance yang manis dalam sebuah kisah sejarah. Tokoh-tokoh
yang terlibat perasaan dalam novel Citra Rashmi ini adalah mereka yang tidak
bisa mengungkapkan secara lisan atau sentuhan. Tapi, pembaca tahu dan merasa
bagaimana dalamnya perasaan mereka karena ada dialog-dialog dalam hati mereka.
Dan sebagai pecinta romance, hal itu membuat saya termehek-mehek pada cerita
romansanya. Resensi ini juga masuk Koran Jakarta. Ahahaha....
Ini cerita yang biasa sebenarnya tapi saya suka.
Hahaha.... Wajah saya menghangat gitu saat membacanya. Merasa ikut jatuh cinta,
ikut deg-degan, ikut merasa putus asa dan kemudian bersemi cinta. Memang
begitulah novel yang mampu memikat saya, walau ceritanya biasa tapi kalau saya
bisa lebur di dalamnya itu bisa dapat bintang 5 dari saya.
11. Perahu
Kertas karya Dewi Lestari
Di antara sederet karya Dee, ini favorit saya. Apa
yang dialami Kugy dan Keenan untuk meraih impiannya sama seperti saya. Saat di
novel itu disebutkan “Gy, jalan kita mungkin berputar, tetapi satu saat, entah
kapan, kita pasti punya kesempatan jadi diri kita sendiri. Satu saat kamu akan
jadi penulis dongeng yang hebat. Saya yakin”
duh itu serasa saya banget.
12. Pukat
karya Tere Liye
Buku ini saya suka karena pernah sangat menghibur saya
saat saya sedang sedih banget. Pikiran saya kalut, saya tidak bisa memejamkan
mata. Saya ambil buku ini dan saya tertawa membaca cerita di dalamnya. Ketika
selesai membacanya saya puas sekali karena buku ini telah menemani saya
melewati masa-masa sulit.
Eh,
udah 12 buku ya? Masih boleh nambah? Hihihi… Lanjut aja ke pertanyaan kedua ya.
Buku apa yang pernah membuatmu menangis? Waktu saya baca pertanyaan ini dan
suami saya dengar, ia langsung menjawab banyak. Hahaha... Iya, saya memang
mudah menangis kalau ada yang sedih-sedih. Jadi lumayan banyak lah buku yang
bikin saya nangis dari cuma luruh air mata satu-satu sampai nangis heboh. Salah
satu yang paling saya ingat seperti yang saya sebutin di atas. Priceless
Moment-nya Prisca Primasari. Saya sampai pasang status di facebook tentang buku
ini.
Pernyataan kalau saya nangis heboh di status FB |
Kenapa
sampai nangis? Saya benar-benar hanyut dalam cerita di dalamnya. Kepolosan dan
kerinduan anak-anak Yanuar pada ibu mereka menggetarkan hati saya. Mereka di
sana polos dan ketawa-ketawa, dan saya malah nangis kejar membacanya. Huhuhu…
Pertanyaan
ketiga, quote dari buku yang paling diingat dan menginspirasi? Banyaaaak. Saya
termasuk orang yang suka menandai quote yang saya temukan di buku. Yang paling
menginspirasi banyak sekali. Salah satunya di buku Tomodachi karya Winna Efendi
: “Segala sesuatu itu tidak selalu seperti apa yang kau kira. Bahkan, apa yang
ada di depan mata tidak seperti apa yang terlihat.”
Qoute
tersebut memberikan saya pelajaran bahwa jangan suka menghakimi orang lain
hanya dari tampilan luarnya saja. Huhuhu… Jleb banget quote tersebut. Quote itu
saya ketik di twitter dan diRT sama penulisnya :D
di Retweeted Winna Efendi |
Pertanyaan
keempat, Siapa tokoh dalam buku yang ingin kamu pacari? Ahaha... Semoga tidak
ada yang cemburu dengan jawaban saya ;-)
Jawaban saya adalah Julian dalam
novel Walking After You karya Windry Ramadhina. Seperti yang saya bilang
sebelumnya kalau cowok pendiam itu selalu menarik. Saya ingin ikut menggoda Ju
seperti yang dilakukan An. Duh, wajahnya pasti akan bersemu merah ya ;-) Dan
saya ingin menikmati kue-kue bikinan Julian. Saya kan doyan makan.
Alasan kenapa saya cocok dengan
Julian? Karena karakter saya ceria dan suka makan juga. Cocok deh dengan Julian
yang pendiam dan suka bikin kue. Hehehe…
Pertanyaan kelima, ending novel
yang berkesan dan tak bisa saya lupakan ada di novel I For U karya Orizuka.
Ending novel itu benar-benar melegakan saya. Saya menyelesaikan novel itu
sesaat menjelang tidur, dan karena endingnya benar-benar melegakan saya bisa
tidur dengan nyenyak. Yup, saya memang penyuka happy ending. Saya khawatir lho
kalau novel itu berakhir tidak seperti yang saya inginkan. Jadinya endingnya
berkesan banget.
Pertanyaan keenam, buku Gagas
yang pertama kamu baca. Duh, ini saya lupa-lupa ingat deh. Kalau enggak salah
Dongeng Semusim karya Sefryana Khairil. Telat banget ya baru baca buku Gagas
tahun 2009? Itu karena saya baru kenal buku-buku Gagas saat sudah melek media
sosial. Sekitar tahun 2009 dan saya jatuh cinta pada cover-cover Gagas yang
manis-manis seperti Dongeng Semusim.
Kenapa saya membaca Dongeng
Semusim? Itu karena saya dapatnya gratis. Hasil ikut kuis di FB penulisnya.
Hehehe….
Pertanyaan ketujuh, dari sekian
banyak buku yang saya punya, apa judul yang menarik? Banyaaaak. Salah satunya
Walking After You karya Windry Ramadhina. Kenapa saya suka? Menurut saya
judulnya itu cakep dan mewakili isinya.
Pertanyaan kedelapan, dari rak
buku saya, cover buku apa yang saya suka. Jawabannya lagi-lagi Walking After
You. Ahaha…. Saya suka pilihan warna covernya seperti warna kayu. Pilihan
font-nya juga saya suka. Juga tulisan di cover ‘Kau tak perlu melupakan masa lalu.
Kau hanya perlu menerimanya.’. Cover Happily Ever After karya Winna Efendi juga
saya suka banget. Ada buku yang berbentuk rumah gitu. Duh, keren banget
covernya.
2 cover buku ini saya suka |
Pertanyaan kesembilan, tema
cerita yang saya suka adalah cerita cinta. Ahaha… Tidak ada matinya deh ya
cerita tentang cinta. Tapi saya suka kalau cerita romance itu dipadukan dengan
cerita persahabatan, kegigihan meraih impian atau tentang alam. Seperti novel
baru yang saya tunggu-tunggu dari Gagas katanya ada cerita tentang penyelematan
lingkungan, novel baru dari Kak Riawani Elyta dan Kak Shabrina WS yang judulnya
Rahasia Pelangi.
Pertanyaan kesepuluh, siapa penulis
yang ingin saya temui? Orizuka. Ahahaa... Ini karena sejak tahun kemarin saya
TerOrizuka. Jadi, saya pengin ketemu sama dia, pengin ngobrol cantik dan
bertanya tentang banyak hal. Tentang menulis, tentang ide, tentang
rencana-rencananya ke depan dan tentang karya-karyanya.
Pertanyaan kesebelas, pilih ebook
atau buku cetak? Buku cetak. Karena enak dipegang dan saya suka dengan bau kertas
dari buku baru. Suka saya cium-cium aromanya. Hehehe… Tapi saya tidak menolak
kok dengan ebook, ada kalanya juga menyenangkan membaca ebook. Saat dalam
perjalanan yang agak susah membuka buku cetak misalkan. Tapi kalau disuruh
milih ya saya tetap milih buku cetak.
Terakhir, 12 kata untuk
GagasMedia.
Penerbit yang terus berinovasi, menyuguhkan sesuatu yang manis dan romantis juga menarik.
Oke,
sudah selesai menjawab 12 pertanyaan dari GagasMedia. Mulai mengetik saat sahur tadi dan diselesaikan saat siang hari. Semoga saya terpilih
menjadi blogger yang mendapatkan kado dari Gagas. Selamat Ulang Tahun, Gagas.
Terus Bergegas!
Komentar
Posting Komentar
Tulis Komentar Anda