Langsung ke konten utama

Me and My Prince Charming



Ini novel pertama yang ditelorkan Orizuka di tahun 2005 kemudian diterbitkan lagi di tahun 2014 ini. Sebagai novel pertama memang terasa sekali betapa biasanya tema yang diangkat di novel ini. Namun, bagaimana cerdiknya Orizuka mengemas cerita menjadi manis sebagai kekuatan dari karya-karyanya sudah terasa di novel ini.

Cherry Danisa adalah seorang siswi SMU yang biasa saja. Tidak cantik, tidak punya tubuh yang ideal dan segala kejelekan yang dirasakannya tidak bisa menarik perhatian para lelaki. Tapi Cherry punya bakat dan kepintaran. Hanya itu yang dia punya. Maka saat Cherry justru berpacaran dengan the most wanted male di sekolahnya tentu saja itu mengundang keheranan orang lain. 



 Adalah Andromeda Arastya atau Andros yang menjadi the most wanted male itu. Yang kemudian berstatus sebagai pacar Cherry. Tapi hubungan mereka hanya sebatas status itu saja. Mereka berdua jarang bersama, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Walaupun Andros setiap hari datang ke rumah Cherry, namun, Andros datang bukan untuk Cherry. Andros bersahabat dengan Adit, kakak tiri Cherry. Andros dan Adit kerap menghabiskan waktu mereka dengan main PS :D

Bagaimana cuek dan tidak romantisnya Andros dan kebingungan Cherry akan hubungan mereka inilah yang menjadi jalan cerita di novel ini. Biasa banget kan temanya? Seorang gadis biasa saja kemudian berhubungan dengan seorang prince charming. Makanya judulnya menjadi Me & My Prince Charming. 

Namun, seperti yang saya sebut dulu kalau sebuah novel bagus bagi saya adalah saat saya bisa merasakan apa yang dirasakan tokohnya. Saya bisa masuk dalam perasaan tokoh-tokohnya itu. Dan novel ini melakukan hal itu dengan sangat baik. Saya ikut jatuh cinta, terluka, cemburu dan putus asa seperti Cherry. Bahkan pada satu scene saya ikut tersedu-sedu karena begitu sedihnya. Yah, walaupun saya meweknya nggak sepenuhnya karena novelnya sedih sih. Ada hal lain juga yang bikin saya sedih saat itu. 

Di novel ini, Orizuka mengambil tokoh yang punya saudara tiri cowok. Hal yang sama yang dilakukannya pada tokohnya di novel Call Me Miss J. Dan juga Orizuka sepertinya konsisten dengan mengangkat tokoh wanitanya adalah seseorang yang biasa saja, tidak sempurna. Tapi tetap saja tokoh utama selalu menarik perhatian pembaca. 
 

Komentar

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda

Postingan populer dari blog ini

Ketika Seorang Anak Punya Ibu Tiri dan Ibu Kandung

"Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja..." Itu lirik lagu kan ya? Lirik lagu yang sudah familiar di telinga kita. Sehingga anggapan tentang ibu tiri itu selalu jahat juga seperti sesuatu yang mutlak. Belum lagi banyak cerita-cerita rakyat yang berkisah tentang kejamnya ibu tiri. Sebut saja Bawang Merah Bawang Putih, atau kalau dari daratan eropa ada yang namanya Cinderella. Kisah-kisah tersebut juga mampir di telinga anak-anak zaman sekarang. Sama saja lah dengan anak-anak zaman saya dulu yang beranggapan ibu tiri itu kejam binti jahat. Maka sebuah novel anak yang berjudul Aku Sayang Bunda, mendobrak pemikiran-pemikiran tersebut. Terlebih dengan sasarannya yang ditujukan untuk anak-anak.

Ketika Anak Kecil Jadi Pengusaha

   Dalam membaca buku anak, saya lebih suka membaca buku anak yang ditulis orang dewasa. Walaupun ketika membacanya, kadang tercetus dalam benak saya, kalau si anak yang menjadi tokoh itu kadang terlalu dewasa melebihi usianya. Tapi, toh namanya anak-anak zaman sekarang ya, Bok. Saya aja sering takjub dengan celutukan adek sepupu saya yang berusia 5 tahun. Kadang celutukannya udah kayak orang gede aja.    Saat membaca Reisha Si Pengusaha Cilik saya juga beberapa kali merasa, ih, ini omongan Reisha kok nggak seperti anak kelas 1 SD. Tapi, ternyata keheranan itu tidak hanya terjadi pada saya. Mamanya Reisha aja suka takjub dengan kata-kata yang keluar dari mulut Reisha. Semisal nih waktu Reisha berkata : “Aku punya rival dagang, Ma.” Mama pun dengan ketakjubannya berujar dalam hati. Rival? Di mana pula bocah kecil itu mendengar kata tersebut? (Hal 50)    Ada penjelasan di narasi juga yang menurut saya sedikit terlalu dewasa untuk ukuran buku anak. Seperti ketika menjela...

Novel yang Berkisah Tentang Poligami

Kebahagiaan dalam pernikahan adalah harapan setiap insan yang menikah. Mereka berharap pasangan dalam hidupnya adalah yang pertama dan terakhir serta hanya maut yang bisa memisahkan. Hal itu juga dialami oleh Arini. Arini yang menyenangi dunia dongeng selalu menganggap hidupnya pun akan berakhir bahagia seperti dongeng-dongeng yang selama ini ia ketahui. Happily Ever After. Semuanya semakin sempurna saat Arini menemukan sang pangeran yang membangun istana cinta bersamanya. Pras, adalah lelaki baik hati itu. Bersama Pras, Arini dikaruniai tiga anak-anak yang cerdas. Karier Arini sebagai penulis pun terus berjalan.