Dalam membaca buku anak, saya lebih suka membaca buku anak yang ditulis orang dewasa. Walaupun ketika membacanya, kadang tercetus dalam benak saya, kalau si anak yang menjadi tokoh itu kadang terlalu dewasa melebihi usianya. Tapi, toh namanya anak-anak zaman sekarang ya, Bok. Saya aja sering takjub dengan celutukan adek sepupu saya yang berusia 5 tahun. Kadang celutukannya udah kayak orang gede aja.
Saat membaca Reisha Si Pengusaha Cilik saya juga beberapa kali merasa, ih, ini omongan Reisha kok nggak seperti anak kelas 1 SD. Tapi, ternyata keheranan itu tidak hanya terjadi pada saya. Mamanya Reisha aja suka takjub dengan kata-kata yang keluar dari mulut Reisha. Semisal nih waktu Reisha berkata : “Aku punya rival dagang, Ma.” Mama pun dengan ketakjubannya berujar dalam hati. Rival? Di mana pula bocah kecil itu mendengar kata tersebut? (Hal 50)
Ada penjelasan di narasi juga yang menurut saya sedikit terlalu dewasa untuk ukuran buku anak. Seperti ketika menjelaskan tentang Agil yang orangtuanya punya usaha retail. Apa anak kecil mengerti usaha retail itu apa? Tapi, dalam cerita, penulisnya ada menjelaskan sebab akibat kenapa Reisha menjadi paham tentang bisnis. Jadi, yaaaa... Nggak perlu nyinyir deh, Yan :p
Seperti judulnya, buku yang covernya didominasi warna ungu bercerita tentang Reisha, seorang anak kecil yang suka berjualan. Dia menjual puding cokelat di sekolahnya. Puding cokelatnya banyak digemari teman-temannya. Tapi, ada satu teman yang tidak suka dengan usaha Reisha ini. Agil namanya. Agil pun kemudian ikut berjualan juga, menjadi rival bisnis Reisha.
Reisha dan Agil berjualan secara gerilya, tidak terang-terangan. Mereka takut ketahuan Pak Guru dan Bu Guru. Terlebih lagi Agil yang berjualan mainan karena mainan dilarang dibawa ke sekolah. Tapi, sepandai-pandainya menutupi ikan bakar, aromanya akan tercium juga. Bagaimana usaha Reisha dan Agil ketika ketahuan oleh guru mereka?
Sebagai buku anak yang tentu kehadirannya harus membawa nilai positif buat anak-anak Reisha banyak membawa nilai positif tersebut. Apalagi bukunya terbitan indiva ya, Cyiin. Jaminan mutu deh buku-buku terbitan indiva ini. Ini kalimat bukan modus karena saya ikutan Indiva Readers Challenge, loh. Tapi memang begitulah kenyataannya.
Ada banyak pelajaran tentang kebaikan yang terselip dalam ceritanya. Tidak hanya tentang mengenalkan anak-anak untuk berwirausaha. Tapi juga mengajarkan anak-anak buat menolong sesama, membalas dengan kebaikan ketika ada teman yang usil, juga belajar menabung untuk ‘membeli’ apa yang kita impikan. Oke deh buat dibaca anak-anak loh, Ibuk-ibuk.
Dan pada bagian Reisha pulang sekolah dan berlari mencari mamanya, itu justru menerbitkan kenangan saya saat masa-masa sekolah dulu. Sama dengan Reisha, sepulang sekolah saya tak pernah absen mencari sosok mama di rumah, kemudian bercerita tentang kejadian di sekolah. Dududu, jadi kangen mama saya.
Reisha si Pengusaha Cilik ini ditulis oleh Kak Marisa Agustina. Sebelum membaca Reisha saya sudah pernah membaca cerpen kak Risa yang dimuat di Kompas Anak. Dan saya suka dengan gaya menulis Kak Risa. Tak tik tuk gitu bacanya, kalimatnya ngalir dan tuturnya terasa anak-anak kecuali ya ada beberapa kata ajaib buat anak kecil seperti yang saya tuliskan di awal.
Saya juga suka dengan deskripsi-deskripsi yang ada dalam cerita juga beberapa dialog dan narasi yang terasa segar ketika membacanya. Ada beberapa yang bikin saya terkikik sendiri. Seperti ketika digambarkan Sopja yang mengejar ekornya sendiri atau jawaban Reisha yang bilang dia tidak keringatan kok pas jualan. Hahaha... Itu lucu loh, Kakaaa.....
Terakhir nih ya, satu hal yang saya sayangkan dari buku ini, kagak ada resep komplit puding cokelatnya. Huhuhu... Padahal saya kan ngiler pengin nyoba puding cokelat yang enak banget seperti jualan Reisha itu, kakaaaa......
***
Identitas Buku :Judul : Reisha si Pengusaha Cilik
Penulis : Marisa Agustina
Penyunting Bahasa : Mastris Radyamas
Ilustrasi : Danang Kawantoro
Penerbit : Lintang (Kelompok Penerbit Indiva Media Kreasi)
Tahun Terbit : 2013
Tebal Buku : 128 Halaman
jadi penasaran banget sama bukunya Mba.. Bulan depan deh.
BalasHapusBisa dibeli di tokobukuafra.com, Mas Dani. Murmer kok belanja di sana. Promo nih promo... dibayar nggak ya sama tokobukuafra. Hehehe...
HapusJadi pingin baca novak yg ada cerita usaha kaya gini:-) biasa jarang khatam baca novak
BalasHapusMbak Lyta emang suka dengan cerita2 wirausaha kan ya. Dari novel2 yang ditulis mbak Lyta jadi kelihatan :D
HapusYanti detil banget sampe minta resep pudingnya juga. Bisa inbox penulisnya Yan :D Ini resensiku, mampir juga yaaa....
BalasHapushttp://bukudanhidupku.blogspot.com/2014/01/takbir-rindu-di-istanbul-mencari-cinta.html
Udah di tag penulisnya tapi belum dikasih resep juga. Hehehe....
Hapuswaduuh sy jg jadi pengen resep pudingnya nih.... hayo colek penulisnya :D
BalasHapusIya samaaaa... Mana nih kak Marisa. Nggak ada ngasih resepnya. Hihihi...
HapusSetuju ... ini bku kereeen .... ayo kita buat petisi supaya bisa jadi sinetron anak *lho?*
BalasHapusSetujuuuuu... Ayo bikin petisinya mbak :)
Hapusaku setuju sama mba niar. kalu mba niar bikin petisi agar buku ini disinetronkan aku pasti ikutan petisinya:)
BalasHapusSetujuuu jugaaaa... Supaya ada tayangan yang bagus buat anak2 :D
HapusBelum pernah baca novak terbitan Indiva, pernah beli sih tapi untuk adik di rumah hehe jadi penarasan baca novak Indiva..
BalasHapusSaya punya beberapa novak indiva nih, Mas. Lumayan buat diikutkan IRC :D
Hapushaha iya, inget yang pas bagian sopja ngejar ekornya sendiri :D lucuu :D
BalasHapusselebihnya memang ada kata-kata yang bikin aku mikir juga, apalagi anak seusia tujuh tahun ya? :D
Iya, Mbak Ila. Bisa banget deh ka Marisa mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata tentang Sopja itu ya. Lucu :D
HapusSaya malah googling dulu mbak buat cari tahu arti retail :D
aaa aku jadi suka cerita anak sekarang :D
BalasHapuslebih kaya manfaat :D
Sama, Nyi. Aku juga suka :D
Hapus