Langsung ke konten utama

Met Ultah BBI...

BBI ultah. Horeeee...
Tanya : BBI apaan, Yan? 
Jawab : Blogger Buku Indonesia.
Saya suka membaca, saya cinta buku. Dulu setiap selesai membaca buku selalu ada hal yang ingin saya ceritakan tentang buku tersebut. Dulu sih saya biasa cerita sama teman, kemudian saya mengenal facebook dan blog. Dari situ saya mulai menulis. Dari sana lah bermula kebiasaan saya mereview buku.
Mereview buku adalah upaya saya untuk menuangkan sesuatu yang memenuhi kepala. Biasanya setelah membaca buku, saya akan kepikiran banyak hal. Kepala saya rasanya penuh sekali. Biar rada plong nih isi kepala, jadinya saya tuangkan dalam bentuk tulisan maka kemudian jadilah review buku. Begitu...
Sekitar tahun 2013, saya tergitu buat bergabung dengan BBI. Tapi saya masih ragu karena belum punya blog yang khusus buat buku, sementara BBI mensyaratkan kalau blog yang didaftarkan harus khusus tentang buku. Maju mundur cantik saat itu untuk punya blog khusus buku.

Rencana bikin blog buku akhirnya terealisasi di akhir tahun 2013, di awal tahun 2014 saya mendaftarkan diri ke BBI. Tapiiiii.... Enggak ada respon. Hahaha....
Sempat saya beberapa kali bertanya kepada Mbak Esty, dan Mbak Esty menanyakan kepada pengurus BBI. Kabarnya sih kemarin itu ada perapian manajemen organisasi, jadi perekrutan anggota baru tertunda.
Sempat hopeless dan ingin memensiunkan blog buku saya. Untungnya kemudian diterima juga saya jadi member BBI. Horaaaay....
Bergabung dengan BBI saya menemukan nama-nama baru. Ada beberapa nama yang saya kenal, tapi kebanyakan belum kenal sama sekali. Jujur saja, saya memang termasuk anggota yang tidak terlalu aktif. Mungkin juga karena saya melihat selera baca saya agak berbeda dengan para BBI-ers pada umumnya. Saya pecinta buku lokal dengan genre agak-agak romance. Fantasi? Jauhkan buku-buku itu dari hadapan saya. Eh, ga ding. Boleh kemarikan buku fantasi. Suami saya suka. Hihihi....
Di BBI ada agenda baca bareng buku dengan tema tertentu. Sering saya meniatkan ikut tapi kemudian terlupa atau malas or tetiba ada keperluan lain yang membuat saya batal posting. Heuuuu.... Suatu hari tanpa saya sangka sebelumnya saya dihubungi oleh seorang pengurus BBI yang bilang ingin wawancara saya selaku member BBI. Woooo? Saya kaget kemudian melipir cantik.
Ulun ini apa ada. Apa sih yang bisa dikorek dari seorang yanti? Hanya butiran debu di sebuah buku yang jarang disapu debu*maksa biar ujungnya u*. Tapi Mbak Dewi mengatakan kalau wawancara itu bukan ajang unjuk prestasi tapi hanya untuk saling mengenal. Oh... Kalau begitu baiklah...
Maka, sepertinya itu adalah pertama dalam hidup saya. Saya diwawancara. Wakakaka....
Jadi, apa perubahan yang saya dapat setelah masuk BBI? Saya jadi punya pengalaman diwawancara. Wakakaka.... Ga ding. Enggak itu aja kok Errr... Mau baca hasil wawancaranya enggak? Saya kasih link ya. Ini link-nya. Kemudian melipir cantik lagi.
Dari dulu saya selalu sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Mbak Asma Nadia, beliau bilang, kalau kita ingin jadi penulis maka selalu berada dalam atmosfer menulis. Nah... Membaca juga begitu. Bagi saya berada di tengah orang-orang yang suka membaca akan membuat semangat membaca saya bangkit.
Bergabung dengan BBI juga membuat saya optimis kalau negeri ini masih banyak orang yang mencintai buku dan baca. Walaupun yaaa persentasinya kecil juga. Tapi tak mengapa... Tetap optimis. Menularkan semangat baca pada semesta
Oya, saya juga diajak bergabung di grup WA BBI. Agak melipir cantik juga karena sering enggak nyambung dengan obrolan mereka soal buku yang seringnya dibahas adalah buku luar. Sementara selera saya sangat lokal sekali. Tapi saya tetap senang berada di grup itu walau cuma jadi silent reader. Karena beberapa kali saya terhibur dengan obrolan di sana.
Semisal nih obrolan kemarin waktu ada yang bertanya-tanya tentang adegan di drama Korea. Adegan di mana si cowok gendong cewek yang tertidur tapi si cewek enggak merasa dan enggak terbangun juga. Trus ada yang nanggapin katanya dia enggak tahu jawabannya karena udah lama enggak ada yang gendong dia. Hahaha.... Saya ngikik cantik bacanya.
Ada uneg-uneg buat BBI? Adaaa.... Saya belum pernah dapat buntelan, Kakaaa.... Hahaha... Moga dalam usia 4 tahun BBI ini akan ada buntelan yang saya dapat ya. Mari aaminkan bersama-sama
Ada awal, ada akhir. Inilah saatnya tulisan saya sampai pada penutup. Dan untuk menutup ceracau saya hari ini maka saya ingin mengucapkan selamat ultah BBI... Semoga menebar manfaat terus menerus. Menularkan semangat baca pada semesta. Mengenalkan Indonesia lewat ulasan buku pada dunia.

Komentar

  1. hahaha banyakan melipir cantiknya :P tapi iya benar, seru gabung di BBI itu ya mbak. dan lewat BBI juga evy kenal peresensi yang resensinya suka nongol di media kayak mbak ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahhahaa.... Ternyata emang banyak melipir cantiknya di atas ya :p
      Ih, Mbak Evyta, saya mah nongolnya juarang di media. Ini lagi ketar ketir karena media langganan kok udah 2 minggu ga ada resensi. Hihihi....

      Hapus

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda

Postingan populer dari blog ini

Ketika Seorang Anak Punya Ibu Tiri dan Ibu Kandung

"Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja..." Itu lirik lagu kan ya? Lirik lagu yang sudah familiar di telinga kita. Sehingga anggapan tentang ibu tiri itu selalu jahat juga seperti sesuatu yang mutlak. Belum lagi banyak cerita-cerita rakyat yang berkisah tentang kejamnya ibu tiri. Sebut saja Bawang Merah Bawang Putih, atau kalau dari daratan eropa ada yang namanya Cinderella. Kisah-kisah tersebut juga mampir di telinga anak-anak zaman sekarang. Sama saja lah dengan anak-anak zaman saya dulu yang beranggapan ibu tiri itu kejam binti jahat. Maka sebuah novel anak yang berjudul Aku Sayang Bunda, mendobrak pemikiran-pemikiran tersebut. Terlebih dengan sasarannya yang ditujukan untuk anak-anak.

Ketika Anak Kecil Jadi Pengusaha

   Dalam membaca buku anak, saya lebih suka membaca buku anak yang ditulis orang dewasa. Walaupun ketika membacanya, kadang tercetus dalam benak saya, kalau si anak yang menjadi tokoh itu kadang terlalu dewasa melebihi usianya. Tapi, toh namanya anak-anak zaman sekarang ya, Bok. Saya aja sering takjub dengan celutukan adek sepupu saya yang berusia 5 tahun. Kadang celutukannya udah kayak orang gede aja.    Saat membaca Reisha Si Pengusaha Cilik saya juga beberapa kali merasa, ih, ini omongan Reisha kok nggak seperti anak kelas 1 SD. Tapi, ternyata keheranan itu tidak hanya terjadi pada saya. Mamanya Reisha aja suka takjub dengan kata-kata yang keluar dari mulut Reisha. Semisal nih waktu Reisha berkata : “Aku punya rival dagang, Ma.” Mama pun dengan ketakjubannya berujar dalam hati. Rival? Di mana pula bocah kecil itu mendengar kata tersebut? (Hal 50)    Ada penjelasan di narasi juga yang menurut saya sedikit terlalu dewasa untuk ukuran buku anak. Seperti ketika menjela...

Kalap Buku (Penimbun atau Pembaca?)

Akhir tahun kemarin saya meniatkan untuk tidak membeli buku dulu sampai bulan maret. Boro-boro sampai bulan maret, baru awal januari saja saya sudah beli 2 buku di Gramedia Balikpapan. Citra Rashmi dan Metropolis. Dann trus kesengsem dengan promo salah satu teman penulis saya kak Adya Pramudita yang menjual buku beliau dengan tawaran khusus free ongkir seluruh Indonesia. Wuiiih, saya nggak pengin dong melewatkan kesempatan itu. Apalagi beli di penulisnya langsung bisa dapat ttd. Akhirnya beli lah saya buku itu. Niatan buat puasa beli buku tinggal isapan jempol belaka. Tapi, saya masih berniat tuh untuk menahan beli buku. Tapi, pas minggu kemarin saya ke Balikpapan dan selalu menyempatkan mampir di Gramedia, pandangan saya langsung tertuju pada promo buku murah dengan embel-embel 'buku murah dari 5000 s/d 20000' dan 'buku murah dari 10000 s/d 50000'.