Langsung ke konten utama

TerOrizuka di 2014

Di salah satu stasiun TV swasta sedang ditayangkan drama Korea berjudul Jang Ok Jung. Saya menontonnya? Ya. Terkadang, walau tidak terlalu memprioritaskan karena saya sudah menonton sebelumnya via dvd. 

Bagi yang pernah mengikuti drama Korea Dong Yi dan ngefans dengan karakter Dong Yi, mungkin bisa sebel kalau menonton Jang Ok Jung. Karena Selir Jang yang jahat di Dong Yi justru jadi tokoh utama di Jang Ok Jung, sesuai judulnya.

Saya sih enggak mau ambil pusing, mana drakor yang lebih mendekati kenyataan. Karena keduanya ceritanya bagus dan pada akhirnya mau dibikin tokoh utama atau tokoh antagonis yang namanya sejarah enggak bisa berubah ya. Teteup Jang Ok Jung akhirnya dihukum bunuh diri dengan minum racun.


Namun, menonton Jang Ok Jung saya seperti diperlihatkan sebuah hukum sebab akibat secara terang benderang. Mengapa Jang Ok Jung bisa berbuat hal yang tidak baik sedemikian rupa? Ada sebabnya, karena dia ditekan sedemikian rupa dan dia juga dihina yang membuat emosinya meledak. Episode kemarin menunjukkan saat ibunya Jang Ok Jung dihina oleh ibu suri, permaisuri dan ibu-ibu kelas atas kerajaan. Jang Ok Jung pun murka tiada tara. 

Hukum sebab akibat inilah yang saya temukan dalam karya-karya Orizuka. Mengapa seseorang bisa jahat, nakal atau cuek dan tidak pedulian. Orizuka mencoba menelusuri penyebab hal tersebut. Kenapa orang lain berlaku sesuatu yang tidak mengenakkan kepada kita? Periksa dan instrospeksi, karena bisa jadi kesalahan orang lain terhadap diri kita bukan 100% murni kesalahan orang itu pada kita. 

Seperti yang dikatakan Ares pada novel Orizuka yang berjudul Summer Breeze : "Selalu nyalahin semua orang, tanpa pernah berpikir kalau setengahnya atau lebih adalah kesalahanku juga." (Hal 169)

Tahun 2014 saya nobatkan sebagai tahun TerOrizuka. Hahaha… Sebelumnya saya tidak punya satu pun karya penulis yang satu itu. Dan sampai akhir tahun 2014 ini saya sudah punya 16 bukunya Orizuka. Bahkan sebelum membaca satu pun karyanya saya sudah membeli 3 buku Orizuka. Sebuah pertaruhan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Biasanya saya membeli karya seorang penulis setelah membaca karya dia sebelumnya. Jika oke, maka saya tak ragu buat membeli karya selanjutnya. 

Karya Orizuka yang saya beli di tahun ini.
Minus Meet The Sennas, After School Club dan Summer Breeze. Ada yang dipinjam, ada yang ketinggalan di rumah ortu. 

Sedangkan Orizuka? Saya belum membaca udah beli 3 bijik. Ihiks… Untuk enggak nyesal yee… 

Semua itu berawal dari testimoni Mbak Dhani yang bilang kalau karya Orizuka ini keren-keren. Orizuka banyak menulis cerita remaja tapi tak melulu tentang asmara dan cinta-cintaan. Malah kebanyakan ceritanya bercerita tentang pentingnya kehangatan dalam sebuah keluarga. Dan saya penasaran dunk… Jadinya saya memburu karya Orizuka dan ternyata saya ketagihan. 

Salah satu hal yang saya dapatkan dari tulisan Orizuka adalah feel. Saya menyatu dengan perasaan-perasaan tokoh di dalamnya. Saat mereka jatuh cinta, kecewa, benci, sedih, bahagia, saya merasakannya. Saya merasa lebur dalam ceritanya dan bukan hanya penonton yang hanya menonton cerita dalam buku. Hal itulah yang membuat saya royal memberikan bintang-bintang buat karya Orizuka di Goodreads. Kebanyakan saya kasih bintang 4 dan 5. 

Tidak semua buku saya beli di toko buku offline. Sebagian saya beli di toko buku online, ada juga di lapak buku murah. Alhamdulillah… Semuanya ori. Enggak ada yang KW. Selain itu saya juga beli buku second untuk beberapa buku. Lumayan enggak bobol banget di kantong :p

Untuk buku Meet the Sennas, resensinya Alhamdulillah bisa dimuat di Koran Jakarta. Lumayan honornya bisa buat beli buku Orizuka yang lain. Dan saya berharap tahun depan ada lagi karya Orizuka bermunculan. Ditunggu 2 buku lanjutan the Chronicles of Audy. 

Koleksi karya Orizuka ini bersaing ketat dengan koleksi karya Tere Liye di rak buku saya :D 

Komentar

  1. Ini book wish list aku tahun ini nih yan, soalnya baca-baca di GR, responnya ada bagus :D *pantang nemu testimoni bagus :v
    semoga bisa kebeli semuanya, hihiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.... Kalau yang the best menurut saya ada Our Story, I For You, Audy, Meet The Sennas, Me and My Prince Charming. Yang setting Indonesia yang jadi favorit :D

      Hapus

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda

Postingan populer dari blog ini

Ketika Seorang Anak Punya Ibu Tiri dan Ibu Kandung

"Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja..." Itu lirik lagu kan ya? Lirik lagu yang sudah familiar di telinga kita. Sehingga anggapan tentang ibu tiri itu selalu jahat juga seperti sesuatu yang mutlak. Belum lagi banyak cerita-cerita rakyat yang berkisah tentang kejamnya ibu tiri. Sebut saja Bawang Merah Bawang Putih, atau kalau dari daratan eropa ada yang namanya Cinderella. Kisah-kisah tersebut juga mampir di telinga anak-anak zaman sekarang. Sama saja lah dengan anak-anak zaman saya dulu yang beranggapan ibu tiri itu kejam binti jahat. Maka sebuah novel anak yang berjudul Aku Sayang Bunda, mendobrak pemikiran-pemikiran tersebut. Terlebih dengan sasarannya yang ditujukan untuk anak-anak.

Ketika Anak Kecil Jadi Pengusaha

   Dalam membaca buku anak, saya lebih suka membaca buku anak yang ditulis orang dewasa. Walaupun ketika membacanya, kadang tercetus dalam benak saya, kalau si anak yang menjadi tokoh itu kadang terlalu dewasa melebihi usianya. Tapi, toh namanya anak-anak zaman sekarang ya, Bok. Saya aja sering takjub dengan celutukan adek sepupu saya yang berusia 5 tahun. Kadang celutukannya udah kayak orang gede aja.    Saat membaca Reisha Si Pengusaha Cilik saya juga beberapa kali merasa, ih, ini omongan Reisha kok nggak seperti anak kelas 1 SD. Tapi, ternyata keheranan itu tidak hanya terjadi pada saya. Mamanya Reisha aja suka takjub dengan kata-kata yang keluar dari mulut Reisha. Semisal nih waktu Reisha berkata : “Aku punya rival dagang, Ma.” Mama pun dengan ketakjubannya berujar dalam hati. Rival? Di mana pula bocah kecil itu mendengar kata tersebut? (Hal 50)    Ada penjelasan di narasi juga yang menurut saya sedikit terlalu dewasa untuk ukuran buku anak. Seperti ketika menjela...

Kalap Buku (Penimbun atau Pembaca?)

Akhir tahun kemarin saya meniatkan untuk tidak membeli buku dulu sampai bulan maret. Boro-boro sampai bulan maret, baru awal januari saja saya sudah beli 2 buku di Gramedia Balikpapan. Citra Rashmi dan Metropolis. Dann trus kesengsem dengan promo salah satu teman penulis saya kak Adya Pramudita yang menjual buku beliau dengan tawaran khusus free ongkir seluruh Indonesia. Wuiiih, saya nggak pengin dong melewatkan kesempatan itu. Apalagi beli di penulisnya langsung bisa dapat ttd. Akhirnya beli lah saya buku itu. Niatan buat puasa beli buku tinggal isapan jempol belaka. Tapi, saya masih berniat tuh untuk menahan beli buku. Tapi, pas minggu kemarin saya ke Balikpapan dan selalu menyempatkan mampir di Gramedia, pandangan saya langsung tertuju pada promo buku murah dengan embel-embel 'buku murah dari 5000 s/d 20000' dan 'buku murah dari 10000 s/d 50000'.