Langsung ke konten utama

Buku Impian 2015

Kemarin saya bergabung dengan grup Komunitas Penimbun Buku di facebook. Bergabung di sana membuat saya seperti menemukan teman senasib. Jadi, sering saya senyam senyum dan cengar cengir sendiri membaca curahan hati teman-teman di sana. Seperti, yang menyembunyikan buku di bawah meja kantor karena takut ketahuan beli buku lagi. Ahahaha....

Bergabung di sana juga perlahan mengurangi rasa bersalah saya karena suka menimbun buku. Ada satu thread yang membahas soal berapa jumlah timbunan buku di rumah masing-masing? Ada yang menyebut puluhan, kemudian ratusan dan ada juga yang ribuan. Bahkan kemudian keluar angka yang mencengangkan, ada 11000 timbunan buku. Wow... Saya ternganga dibuatnya. Betapa timbunan buku saya tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka.

Hari ini ada bahasan tentang wishlist 2015, buku apa saja yang diinginkan di tahun 2015. Saya katawa ketiwi baca kata pengantarnya, katanya kalau sebulan enggak beli buku rasanya gimanaaaa gitu. Walau belum dibaca tapi punya buku baru itu sesuatu yang melegakan hati. Duh, saya banget ituuuu.... 


Saya enggak komen di sana karena rata-rata banyak menyebut novel luar sebagai wishlist 2015. Sementara saya? Pecinta produk lokal sejati. Hahaha....

Beberapa buku yang saya inginkan di tahun 2015 adalah :

Flipped
agak menyesal juga melewatkan buku ini ketika saya melihat ada di lapak buku murah. Pas saya googling tentang Flipped katanya ini novel romance dengan genre remaja yang oke punya. Saya pengin! Tapi belum nemu :( Pengin nonton filmnya juga. Sudah ada di youtube tapi kuota internet sedang tidak memungkinkan menonton film. Hiks.

Dongeng 7 Menit - Clara Ng.
Seperti yang saya ceritakan di postingan sebelumnya tentang dongeng 7 menit ini. Ketika saya ingin mendalami menulis cerita anak, saya direkomendasikan buku ini. Saya ingin memilikinya. Semoga kesampaian di tahun 2015. Harganya cukup mahal. Tapi donatur setia saya sudah setuju mau membelikan saya buku ini. Hehehe...

Lanjutan Citra Rashmi - Tasaro GK
Dibanding karya Tasaro GK lain yang belum muncul lanjutannya, saya paling kepengin baca lanjutan Citra Rashmi. Semoga di tahun 2015 bisa keluar. 

Oya, saya sedang baca Senyum Dahlan karya Tasaro GK juga. Bersyukur karena itu buku ke 3 dari trilogi. Jadi, tidak perlu menunggu waktu yang lama buat lanjutannya karena memang tidak berlanjut. xixixi...

Buku-buku legendaris dan dongeng dunia...
Belum tau judulnya apa, tapi saya pengin memilikinya buat referensi menulis dongeng. Selama ini bacaan saya buat dongeng minim sekali. Jadi begitu disuruh nulis tentang dongeng, saya bingung tidak punya ide. Bacaan saya selama ini kebanyakan teenlit dan chiclit, tapi heran juga begitu disuruh nulis cerpen remaja dan dewasa saya malah kebingungan dan hasilnya sangat tidak maksimal. Menulis dan membaca itu beda :p

Jadi, saya mau banyak-banyak baca buku dongeng dan buku anak yang legendaris. Ada sih beberapa kali lihat di lapak buku online yang jual, tapi saya masih maju mundur cantik buat beli. Karena saya merasa buku itu bakal hanya jadi timbunan. Minat baca saya masih di seputar teenlit dan chiclit. Ihiks... Tapi 2015 saya mau beli beberapa buku. Mau nyoba juga baca Goosebumps koleksi suami. Tapi Goosebump horor ya? Saya takuut. Hahaha....

Itu aja dulu sih... Yang lain sebenarnya masih banyak yang pengin dibeli. Seperti novel barunya Mbak Ifa Avianty, Rose-nya mbak Sinta Yudisia, Aku Angin, Kaulah Samudera-nya Tasaro GK, novel barunya Windry Ramadhina. Beberapa novel dari Windhy Puspitadewi, saya suka karya mbak WP tapi belakangan suka enggak update lagi sama novel barunya. Juga berharap ada lanjutan Audy-nya Orizuka di tahun ini. Langsung selesai, langsung 2 seri lanjutannya. Hahaha...

Oya, saya juga kepengin beli ebook buat dibaca via ponsel. Emang sih enggak ada yang bisa ngalahin buku cetak, tapi terkadang saya memang suka baca buku via ponsel dalam keadaan tertentu. Misal ketika mati lampu seperti sekarang di mana saya tidak punya pencahayaan yang cukup buat membaca. Atau saat malam tidak bisa tidur sementara lampu kamar sudah dimatikan. 

Belum pernah beli ebook di Gramediana atau toko sejenis. Gaptek akut saya. Itu harus pakai kartu kredit ya? Saya tidak punya. Hiks. 


Komentar

  1. Kayaknya saya baca bukunya Tere Liye gegara keracunan dari Mba Yanti deh dulu. Huehehehe. Dan ini saya belom pernah ada yang baca. Maklum kecepatan baca saya ga lebih cepet dari keong. Tapi kok rasanya penasaran ama bukunya Clara Ng ya? Wkwkwkwk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Tapi baca bukunya Ika Natassa bukan keracunan dari saya kan, Mas? Saya lihat banyak yang ngeracuni karena sesama banker. Hhehehe... Saya juga baru saja baca Clara Ng, Mas. Lebih karena penasaran :D

      Hapus
  2. Iyaaa nimbun tuh karena banyak pengennya, bacanya dari bisikan hati "enter-entar" :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi... Iya banget, Mbak. Kadang heran juga ada buku yang saya inginkan sebegitu rupa eh pas di depan mata justru ga dibaca :D

      Hapus

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda

Postingan populer dari blog ini

Ketika Seorang Anak Punya Ibu Tiri dan Ibu Kandung

"Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja..." Itu lirik lagu kan ya? Lirik lagu yang sudah familiar di telinga kita. Sehingga anggapan tentang ibu tiri itu selalu jahat juga seperti sesuatu yang mutlak. Belum lagi banyak cerita-cerita rakyat yang berkisah tentang kejamnya ibu tiri. Sebut saja Bawang Merah Bawang Putih, atau kalau dari daratan eropa ada yang namanya Cinderella. Kisah-kisah tersebut juga mampir di telinga anak-anak zaman sekarang. Sama saja lah dengan anak-anak zaman saya dulu yang beranggapan ibu tiri itu kejam binti jahat. Maka sebuah novel anak yang berjudul Aku Sayang Bunda, mendobrak pemikiran-pemikiran tersebut. Terlebih dengan sasarannya yang ditujukan untuk anak-anak.

Ketika Anak Kecil Jadi Pengusaha

   Dalam membaca buku anak, saya lebih suka membaca buku anak yang ditulis orang dewasa. Walaupun ketika membacanya, kadang tercetus dalam benak saya, kalau si anak yang menjadi tokoh itu kadang terlalu dewasa melebihi usianya. Tapi, toh namanya anak-anak zaman sekarang ya, Bok. Saya aja sering takjub dengan celutukan adek sepupu saya yang berusia 5 tahun. Kadang celutukannya udah kayak orang gede aja.    Saat membaca Reisha Si Pengusaha Cilik saya juga beberapa kali merasa, ih, ini omongan Reisha kok nggak seperti anak kelas 1 SD. Tapi, ternyata keheranan itu tidak hanya terjadi pada saya. Mamanya Reisha aja suka takjub dengan kata-kata yang keluar dari mulut Reisha. Semisal nih waktu Reisha berkata : “Aku punya rival dagang, Ma.” Mama pun dengan ketakjubannya berujar dalam hati. Rival? Di mana pula bocah kecil itu mendengar kata tersebut? (Hal 50)    Ada penjelasan di narasi juga yang menurut saya sedikit terlalu dewasa untuk ukuran buku anak. Seperti ketika menjela...

Kalap Buku (Penimbun atau Pembaca?)

Akhir tahun kemarin saya meniatkan untuk tidak membeli buku dulu sampai bulan maret. Boro-boro sampai bulan maret, baru awal januari saja saya sudah beli 2 buku di Gramedia Balikpapan. Citra Rashmi dan Metropolis. Dann trus kesengsem dengan promo salah satu teman penulis saya kak Adya Pramudita yang menjual buku beliau dengan tawaran khusus free ongkir seluruh Indonesia. Wuiiih, saya nggak pengin dong melewatkan kesempatan itu. Apalagi beli di penulisnya langsung bisa dapat ttd. Akhirnya beli lah saya buku itu. Niatan buat puasa beli buku tinggal isapan jempol belaka. Tapi, saya masih berniat tuh untuk menahan beli buku. Tapi, pas minggu kemarin saya ke Balikpapan dan selalu menyempatkan mampir di Gramedia, pandangan saya langsung tertuju pada promo buku murah dengan embel-embel 'buku murah dari 5000 s/d 20000' dan 'buku murah dari 10000 s/d 50000'.