Langsung ke konten utama

Semangat Move On Penderita Sindrom APS


Antiphospolipid Syndrome (APS) atau Sindrom Darah Kental memang belum begitu dikenal oleh masyarakat luas. Penjelasan sederhana dari sindrom itu adalah darah yang terlalu cepat mengental. Jika darah mengental, maka akan menyumbat di bagian tubuh tertentu. Jika darah menyumbat di ginjal, yang terjadi adalah penderita APS akan terkena penyakit ginjal. Jika penggumpalan darah terjadi di mata, mata akan mengalami gangguan penglihatan sampai kebutaan. (Halaman 163)

            APS itulah yang dialami oleh Asma, seorang gadis berwajah sederhana yang berusaha mempercayai kalau cinta sejati itu ada. Asma pernah dikecewakan begitu rupa oleh seseorang yang menjalin hubungan dengannya. Kekecewaan yang membuat dia meragukan apakah kebahagiaan bisa diraih dalam sebuah pernikahan. Bagaimana jika waktu menghambarkan rasa? Atau bagaimana jika setelah dia mengambil keputusan dan memilih, lalu dikecewakan? Pikiran-pikiran seperti itu selalu hinggap di benak Asma. (Halaman 14)


            Terlebih setelah vonis dokter kepada dirinya. Asma tak lagi memikirkan tentang yang namanya pernikahan. Sempat dia terusik dengan yang namanya pernikahan saat dia bertanya pada ibunya apa yang membuat ibunya bahagia dan jawaban ibunya yang mengatakan. “Ibu-ibu lain bahagia jika anaknya, misalnya … menikah. Kemudian punya anak.” (Halaman 226). Tapi ketika ibunya mengatakan melihat Asma bahagia saja sudah membuat ibunya bahagia,bukan soal menikah atau tidak, punya anak atau tidak,  Asma menjadi lega.

Dia pun bertekad berjuang melawan penyakitnya. Selain itu Asma juga tidak diam, dia mencoba menghibur dan menyemangati para pasien yang menjadi penghuni rutin rumah sakit di mana Asma dirawat. Seperti yang dikatakan Asma kepada teman sekamarnya yang menderita kanker darah. “Kita tidak bisa menghindari takdir yang Tuhan berikan, tetapi bisa memilih cara bagaimana menghadapinya. Rasa sakit tidak berkurang ketika kita mengeluh, malah semakin menjadi rasanya. Jangan dilawan, belajar menikmati. Ada keindahan tersendiri ketika kita bisa melakukan itu.” (Halaman 242) 

Asma pun memutus kontak dengan Zhongwen. Seorang pemuda yang dia temui di daratan Cina. Tanpa Asma sadari kalau di belahan dunia yang berbeda, Zhongwen tengah berjuang mendapatkan jalan menuju Tuhan. Diskusi-diskusinya dengan Asma membawanya pada satu jalan yaitu Islam.

Zhongwen pun menerima konsekuensi terusir dari keluarga besarnya karena keyakinan mereka yang berbeda. Dia pergi ke Indonesia, menemui Asma. Saat Zhongwen bertemu Asma, di tempat yang sama telah hadir Dewa, seseorang yang dulu pernah begitu bertahta di hati Asma. Dewa yang dulu sudah merencanakan pernikahan dengan Asma namun pernikahan itu urung terjadi karena satu kejadian yang membuat Dewa harus bertanggungjawab pada Anita, teman sekantornya.

Dewa yang mengkhianati Asma datang lagi setelah bercerai dengan Anita selepas bayi mereka lahir. Bagi Dewa pertanggungjawabannya karena sebuah kesalahan itu hanya sampai pada bayi yang dikandung Anita lahir. Setelahnya dia akan kembali pada Asma, cinta sejatinya. Zhongwen dan Dewa hadir di depan Asma dalam waktu yang bersamaan. Siapa yang dipilih Asma?

Assalamualaikum, Beijing! adalah novel yang tidak hanya bicara tentang pencarian cinta seorang gadis, pengkhianatan oleh mantan atau hal-hal yang beraroma roman picisan belaka. Tapi lebih dari itu lewat cerita perjuangan Asma melawan penyakitnya, novel ini memberikan energi positif dan menjadi penyemangat untuk mereka yang berjuang dengan APS maupun sindrom atau penyakit lain. Juga memberikan pelajaran tentang semangat untuk move on ketika dikhianati oleh kekasih. Satu penyakit tak seharusnya memadamkan semangat kehidupan. Begitu pula perasaan patah hati. Sebab begitu manusia mengangkat wajah dan melihat ke diri serta sekeliling, maka ada berlimpah karunia yang mustahil dihitung, dan tak seharusnya luput dari rasa syukur. (Halaman 210)

Saya membaca novel ini yang diterbitkan oleh NouraBooks. Tak lama kemudian, novel ini diterbitkan oleh Penerbit Asma Nadia. Saat membacanya, banyak sekali bagian yang saya garisbawahi di novel ini. Diksi yang digunakan Asma Nadia memang sangat memukau. Jika Anda suka mengumpulkan quote dari sebuah buku, maka temukan banyak quote di novel ini. Kabarnya novel ini akan diangkat ke layar lebar dan tayang pada tanggal 30 Desember 2014. 
Cantik-cantik ya mereka pakai jilbab.
Para pemain Assalamualaikum Beijing.
Sumber dari sini
Menanti filmnyaa..... 

***

Judul                                 :  Assalamualaikum, Beijing!
Penulis                              :  Asma Nadia
Penyunting Ahli                  : dr. Lukman
Penerbit                            :  Noura Books
Tebal Buku                        :  354 Halaman ; 13x20 cm
Tahun Terbit                      :  2013

ISBN                                 :  9786021606155

Komentar

  1. Keren ya buku mba Asma di film kan lagi:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Katanya Catatan Hati Seorang Istri juga mau dibuat versi movienya, Mbak :D

      Hapus
  2. Akankah film nya sekeren bukunya? ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Em... Em... Biasanya sih keren bukunya ya, Mak :D

      Hapus
  3. Wah, saya malah baru tahu bukunya si mba ini. Makasih Mba Yanti. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda

Postingan populer dari blog ini

Ketika Seorang Anak Punya Ibu Tiri dan Ibu Kandung

"Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja..." Itu lirik lagu kan ya? Lirik lagu yang sudah familiar di telinga kita. Sehingga anggapan tentang ibu tiri itu selalu jahat juga seperti sesuatu yang mutlak. Belum lagi banyak cerita-cerita rakyat yang berkisah tentang kejamnya ibu tiri. Sebut saja Bawang Merah Bawang Putih, atau kalau dari daratan eropa ada yang namanya Cinderella. Kisah-kisah tersebut juga mampir di telinga anak-anak zaman sekarang. Sama saja lah dengan anak-anak zaman saya dulu yang beranggapan ibu tiri itu kejam binti jahat. Maka sebuah novel anak yang berjudul Aku Sayang Bunda, mendobrak pemikiran-pemikiran tersebut. Terlebih dengan sasarannya yang ditujukan untuk anak-anak.

Ketika Anak Kecil Jadi Pengusaha

   Dalam membaca buku anak, saya lebih suka membaca buku anak yang ditulis orang dewasa. Walaupun ketika membacanya, kadang tercetus dalam benak saya, kalau si anak yang menjadi tokoh itu kadang terlalu dewasa melebihi usianya. Tapi, toh namanya anak-anak zaman sekarang ya, Bok. Saya aja sering takjub dengan celutukan adek sepupu saya yang berusia 5 tahun. Kadang celutukannya udah kayak orang gede aja.    Saat membaca Reisha Si Pengusaha Cilik saya juga beberapa kali merasa, ih, ini omongan Reisha kok nggak seperti anak kelas 1 SD. Tapi, ternyata keheranan itu tidak hanya terjadi pada saya. Mamanya Reisha aja suka takjub dengan kata-kata yang keluar dari mulut Reisha. Semisal nih waktu Reisha berkata : “Aku punya rival dagang, Ma.” Mama pun dengan ketakjubannya berujar dalam hati. Rival? Di mana pula bocah kecil itu mendengar kata tersebut? (Hal 50)    Ada penjelasan di narasi juga yang menurut saya sedikit terlalu dewasa untuk ukuran buku anak. Seperti ketika menjela...

Kalap Buku (Penimbun atau Pembaca?)

Akhir tahun kemarin saya meniatkan untuk tidak membeli buku dulu sampai bulan maret. Boro-boro sampai bulan maret, baru awal januari saja saya sudah beli 2 buku di Gramedia Balikpapan. Citra Rashmi dan Metropolis. Dann trus kesengsem dengan promo salah satu teman penulis saya kak Adya Pramudita yang menjual buku beliau dengan tawaran khusus free ongkir seluruh Indonesia. Wuiiih, saya nggak pengin dong melewatkan kesempatan itu. Apalagi beli di penulisnya langsung bisa dapat ttd. Akhirnya beli lah saya buku itu. Niatan buat puasa beli buku tinggal isapan jempol belaka. Tapi, saya masih berniat tuh untuk menahan beli buku. Tapi, pas minggu kemarin saya ke Balikpapan dan selalu menyempatkan mampir di Gramedia, pandangan saya langsung tertuju pada promo buku murah dengan embel-embel 'buku murah dari 5000 s/d 20000' dan 'buku murah dari 10000 s/d 50000'.