Langsung ke konten utama

Satu Lagi dari Orizuka : 17 Years of Love Song



Kalau diibaratkan dalam dunia masak memasak, Orizuka adalah salah satu koki favorit saya. Di manaaa… segala yang dia masak saya suka. Ada beberapa yang suka pakai banget. Orizuka itu memenuhi selera saya akan sebuah karya. Muehehe…

Ini buku lama Orizuka yang saya beli second. Hihihi… Senaaaang banget waktu ada yang jual buku ini. Jadi ceritanya kemarin itu di FB saya lihat ada yang jual serial Oppa And I komplit, saya sms dia dan bilang minat mau beli. Trus dia tawarin lagi deh novel Orizuka yang lain. Langsung cusss ke goodreads mendata karya Orizuka yang belum saya punya dan akhirnya dapatlah novel ini. Yay!

Ini cerita tentang Leo, yang karena perceraian orangtuanya dia harus pindah ke kampung halaman ibunya di Purwakarta. Leo ogah banget pindah, tapi dia tidak punya pilihan lain. Sebagai anak laki-laki satu-satunya, dia nggak mungkin ninggalin ibunya. Jadi deh dia ikut pindah, rela meninggalkan kehidupan di Jakarta termasuk hobby-nya pada permainan baseball. Padahal dia punya mimpi buat jadi atlet timnas baseball.


Namun, kehidupan Leo berubah saat dia ketemu sama satu teman sekolahnya yang bernama Nana. Walau Nana lumpuh tapi tak mengurangi sedikit pun perasaan suka Leo pada Nana. Kisah romansa dua anak manusia ini pun terus bergulir sepanjang cerita.

Kalau dilihat ceritanya emang sinetron drama banget. Tapiiii…. Ketika seorang Orizuka yang mengemasnya saya suka dan saya dapat banget feelnya. Saya deg-degan dan blushing ketika Leo merayu Nana. Hahaha… Jadi Leo bilang gini ke Nana waktu dia makan masakan Nana. “Na, aku pengin makan masakan kamu tiap hari.”

Nah lho? Kalau cowok bilang gitu apa artinya coba? Nana enggak buka warung makan lhooo… Bukan mau langganan catering kan, Leo? :p

Dan saya kemudian mikir, untung suami saya nggak pernah bilang kayak gitu sama saya. Kalau bilang gitu… ckckck… Nggak bisa makan bebek slamet kedoyanan saya itu dunk :p

Dan lagi-lagi Orizuka tidak membiarkan cerita yang dia racik hanya sebagai cerita romansa saja. Di dalam cerita ini kita bisa belajar beberapa hal. Tentang menghadapi dunia yang tak selamanya bersahabat dengan kita. Tentang berbaik sangka akan ‘kejahatan’ orang lain yang dikemudian hari kita ketahui malah melakukannya untuk kebaikan kita dan tentang melihat kehilangan dari mereka yang meninggalkan bukan kita yang ditinggalkan.

Ini cerita sad ending… eh… tergantung kita menilainya dari mana sih. Tapi teteup aja bikin air mata saya netes waktu baca endingnya. Padahal enggak niat nangis tadinya. Emang nangis waktu baca novel pakai diniatin? :p Eh.. maksudnya gini, ada kalanya saat saya baca novel saya membiarkan diri saya hanyut dalam ceritanya, nangis, nangis deh loe. Tapi novel ini saya bilang nggak usah nangis ya yanti… eh tetiba nangis aja :p

Judul               : 17 Years of Love Song
Penulis             : Orizuka
Penyunting      : KoeH
Penerbit           : Puspa Storia, Grup Puspa Swara
Tebal Buku      : vi + 206 Halaman
ISBN               : 979-979-1481-82-3
Tahun Terbit    : 2008

***
Dan ini pertama kalinya saya ikutan posbar alias posting bareng BBI. Muehehehe.... Senaaaang :D






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Seorang Anak Punya Ibu Tiri dan Ibu Kandung

"Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja..." Itu lirik lagu kan ya? Lirik lagu yang sudah familiar di telinga kita. Sehingga anggapan tentang ibu tiri itu selalu jahat juga seperti sesuatu yang mutlak. Belum lagi banyak cerita-cerita rakyat yang berkisah tentang kejamnya ibu tiri. Sebut saja Bawang Merah Bawang Putih, atau kalau dari daratan eropa ada yang namanya Cinderella. Kisah-kisah tersebut juga mampir di telinga anak-anak zaman sekarang. Sama saja lah dengan anak-anak zaman saya dulu yang beranggapan ibu tiri itu kejam binti jahat. Maka sebuah novel anak yang berjudul Aku Sayang Bunda, mendobrak pemikiran-pemikiran tersebut. Terlebih dengan sasarannya yang ditujukan untuk anak-anak.

Ketika Anak Kecil Jadi Pengusaha

   Dalam membaca buku anak, saya lebih suka membaca buku anak yang ditulis orang dewasa. Walaupun ketika membacanya, kadang tercetus dalam benak saya, kalau si anak yang menjadi tokoh itu kadang terlalu dewasa melebihi usianya. Tapi, toh namanya anak-anak zaman sekarang ya, Bok. Saya aja sering takjub dengan celutukan adek sepupu saya yang berusia 5 tahun. Kadang celutukannya udah kayak orang gede aja.    Saat membaca Reisha Si Pengusaha Cilik saya juga beberapa kali merasa, ih, ini omongan Reisha kok nggak seperti anak kelas 1 SD. Tapi, ternyata keheranan itu tidak hanya terjadi pada saya. Mamanya Reisha aja suka takjub dengan kata-kata yang keluar dari mulut Reisha. Semisal nih waktu Reisha berkata : “Aku punya rival dagang, Ma.” Mama pun dengan ketakjubannya berujar dalam hati. Rival? Di mana pula bocah kecil itu mendengar kata tersebut? (Hal 50)    Ada penjelasan di narasi juga yang menurut saya sedikit terlalu dewasa untuk ukuran buku anak. Seperti ketika menjela...

Kalap Buku (Penimbun atau Pembaca?)

Akhir tahun kemarin saya meniatkan untuk tidak membeli buku dulu sampai bulan maret. Boro-boro sampai bulan maret, baru awal januari saja saya sudah beli 2 buku di Gramedia Balikpapan. Citra Rashmi dan Metropolis. Dann trus kesengsem dengan promo salah satu teman penulis saya kak Adya Pramudita yang menjual buku beliau dengan tawaran khusus free ongkir seluruh Indonesia. Wuiiih, saya nggak pengin dong melewatkan kesempatan itu. Apalagi beli di penulisnya langsung bisa dapat ttd. Akhirnya beli lah saya buku itu. Niatan buat puasa beli buku tinggal isapan jempol belaka. Tapi, saya masih berniat tuh untuk menahan beli buku. Tapi, pas minggu kemarin saya ke Balikpapan dan selalu menyempatkan mampir di Gramedia, pandangan saya langsung tertuju pada promo buku murah dengan embel-embel 'buku murah dari 5000 s/d 20000' dan 'buku murah dari 10000 s/d 50000'.