Langsung ke konten utama

Our Story - Orizuka

Buku ini sudah selesai saya baca sejak awal Juni kemarin. Dan tak ragu untuk menyematkan 5 bintang di Goodreads. Tapi kebingungan buat menulis reviewnya, khawatir saya tidak bisa menggambarkan dengan baik novel sebagus ini. 

Sewaktu membaca novel ini saya bertanya pada suami, adakah dia pernah tahu tentang sekolah yang dianggap sekolah buangan di kotanya? Yang terkenal justru karena ketidakberesan sekolah itu? Di mana mereka yang masuk ke sana adalah murid-murid yang tidak diterima oleh sekolah lain. Sekolah semacam itulah yang dijadikan Orizuka setting cerita. Sekolah yang dikenal masyarakat bahwa murid di sana nggak ada yang beres. Bahkan satu murid baik-baik ketika naik taksi, 'ditawar' oleh sang sopir begitu tahu murid itu bersekolah di sana. Ditawar dalam artian diajak tidur semalam. Beuh... Bahasa dewasa nih.



Murid perempuan itu bernama Yasmine. Kekeliruanlah yang membuat Yasmine masuk SMA Budi Bangsa. Saat Yasmine bertekad buat keluar dari sekolah itu, dia malah terjebak tidak bisa keluar secepatnya dari sekolah tersebut. Mau tidak mau, Yasmine pun menjalani kehidupan sekolah yang aneh di sana. 

Satu murid lagi bernama Nino. Nino yang menjadi pimpinan sekolah itu. Pimpinan di sini bukan ketua OSIS, tapi seperti kepala preman di sekolah tersebut. Semuanya harus tunduk pada Nino. Sejak awal kemunculan Yasmine di sekolah tersebut, Nino berkata pada anak buahnya, "Yasmine milik gue."

Satu murid perempuan yang tidak takut dan tidak tunduk pada Nino adalah Mei. Mei yang menjalani masa remajanya dengan menjual diri. Mei yang cantik, Mei yang mandiri. Mei yang selalu bisa menebak jalan pikiran orang lain. Mei yang kadang tingkahnya bikin saya ketawa walau dia sedang tidak melawak. Mei yang kemudian merasa nyaman bersahabat dengan Ferris.

Ferris adalah satu-satunya murid normal yang cerdas dan punya prestasi yang ditemui Yasmine di SMU Budi Bangsa. Ferris yang juara teakwondo, Ferris yang pintar, Ferris yang anak orang kaya dan terpandang, Ferris sang ketua OSIS, Ferris yang anak baik-baik. Lantas, kenapa Ferris justru terdampar di SMU Budi Bangsa? 

Itulah 4 tokoh utama dalam drama Our Story yang berwujud novel. Konflik masing-masing tokoh di novel itu, serta pergesekan antara tokoh yang satu dan tokoh yang lain yang diramu Orizuka menjadi sebuah cerita yang memikat. Ketika sampai di pertengahan novel ini saya rasanya ingin menjerit. Menjerit karena begitu piawainya Orizuka meramu cerita dan menghadirkan konflik seperti ini ke tengah pembaca remaja. Brilian sekali.

Saya suka konflik yang diambil Orizuka. Tentang sekolah pinggiran yang tidak dipandang orang-orang, tentang alasan dibalik kejahatan dan kebengisan orang lain, tentang persahabatan, tentang cinta dan tentang tanggung jawab. Sebab akibat dari perbuatan kita yang menyebabkan orang lain berbuat jahat pada kita. 

Selain konflik, saya juga merasa menyatu dengan apa yang dirasakan tokoh-tokoh di dalamnya. Feel-nya dapat banget. Saya ikut berdebar-debar ketika Yasmine berkata, " Gue punya kecendrungan tertarik sama cowok brengsek." Hahaha... Walaupun saya beda selera dengan Yasmine, karena saya lebih suka cowok macam Ferris :p

Tapi karakter yang paling saya suka di sana adalah karakter Mei. Berharap Mei dan Ferris punya hubungan yang lebih serius, tapi sayangnya penulisnya hanya menjadikan mereka sahabat :D

Walaupun agak sedikit terlalu idealis dan ngayal banget saat mereka menolah untuk dikasih contekan waktu UAN. Tapi begitulah seharusnya sebuah karya, harus memberikan contoh yang baik untuk para pembacanya. Dan saya salut jika hal itu benar terjadi di dunia nyata. 

Judul : Our Story
Penulis : Orizuka
Penyunting : Agatha Tristanti
Penerbit : Authorized Books
Tahun Terbit : 2010 (Cetakan Pertama)
Tebal Buku : 240 Halaman

 

Komentar

  1. Iya, Mak. Sama. Apalagi saya kan penyuka keteraturan. Kalau ada kekerasan suka ngeriii. Meluncul ke blog mbak Myra :D

    BalasHapus
  2. mbk aq susah cari novel ini klo beli dimana ? rumah ku daerah sda /srby ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya beli online di sini http://owlbookstore.co.id/
      Itu toko buku online punya Orizuka sendiri kayakna :D

      Hapus
  3. Bagus banget novelnya asli

    BalasHapus

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda

Postingan populer dari blog ini

Ketika Seorang Anak Punya Ibu Tiri dan Ibu Kandung

"Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja..." Itu lirik lagu kan ya? Lirik lagu yang sudah familiar di telinga kita. Sehingga anggapan tentang ibu tiri itu selalu jahat juga seperti sesuatu yang mutlak. Belum lagi banyak cerita-cerita rakyat yang berkisah tentang kejamnya ibu tiri. Sebut saja Bawang Merah Bawang Putih, atau kalau dari daratan eropa ada yang namanya Cinderella. Kisah-kisah tersebut juga mampir di telinga anak-anak zaman sekarang. Sama saja lah dengan anak-anak zaman saya dulu yang beranggapan ibu tiri itu kejam binti jahat. Maka sebuah novel anak yang berjudul Aku Sayang Bunda, mendobrak pemikiran-pemikiran tersebut. Terlebih dengan sasarannya yang ditujukan untuk anak-anak.

Ketika Anak Kecil Jadi Pengusaha

   Dalam membaca buku anak, saya lebih suka membaca buku anak yang ditulis orang dewasa. Walaupun ketika membacanya, kadang tercetus dalam benak saya, kalau si anak yang menjadi tokoh itu kadang terlalu dewasa melebihi usianya. Tapi, toh namanya anak-anak zaman sekarang ya, Bok. Saya aja sering takjub dengan celutukan adek sepupu saya yang berusia 5 tahun. Kadang celutukannya udah kayak orang gede aja.    Saat membaca Reisha Si Pengusaha Cilik saya juga beberapa kali merasa, ih, ini omongan Reisha kok nggak seperti anak kelas 1 SD. Tapi, ternyata keheranan itu tidak hanya terjadi pada saya. Mamanya Reisha aja suka takjub dengan kata-kata yang keluar dari mulut Reisha. Semisal nih waktu Reisha berkata : “Aku punya rival dagang, Ma.” Mama pun dengan ketakjubannya berujar dalam hati. Rival? Di mana pula bocah kecil itu mendengar kata tersebut? (Hal 50)    Ada penjelasan di narasi juga yang menurut saya sedikit terlalu dewasa untuk ukuran buku anak. Seperti ketika menjela...

Kalap Buku (Penimbun atau Pembaca?)

Akhir tahun kemarin saya meniatkan untuk tidak membeli buku dulu sampai bulan maret. Boro-boro sampai bulan maret, baru awal januari saja saya sudah beli 2 buku di Gramedia Balikpapan. Citra Rashmi dan Metropolis. Dann trus kesengsem dengan promo salah satu teman penulis saya kak Adya Pramudita yang menjual buku beliau dengan tawaran khusus free ongkir seluruh Indonesia. Wuiiih, saya nggak pengin dong melewatkan kesempatan itu. Apalagi beli di penulisnya langsung bisa dapat ttd. Akhirnya beli lah saya buku itu. Niatan buat puasa beli buku tinggal isapan jempol belaka. Tapi, saya masih berniat tuh untuk menahan beli buku. Tapi, pas minggu kemarin saya ke Balikpapan dan selalu menyempatkan mampir di Gramedia, pandangan saya langsung tertuju pada promo buku murah dengan embel-embel 'buku murah dari 5000 s/d 20000' dan 'buku murah dari 10000 s/d 50000'.