Masa remaja adalah masa
pencarian jati diri. Tak selamanya para remaja berada di jalan yang lurus,
terkadang mereka terpeleset pada jalan yang tak seharusnya dilalui. Dunia
kekerasan pun masih sering kita temui terjadi pada dunia remaja, salah satunya
tawuran. Mengambil konflik tentang tawuran antar dua sekolah, novel yang
berjudul Aku, Juliet hadir meramaikan dunia perbukuan di Tanah Air.
SMA
Juventia dan SMA Eleazer adalah dua sekolah yang berdekatan, namun dua SMA itu
juga adalah seteru abadi tawuran. Sering kali, tawuran terjadi tanpa ada
penyebab. Hanya karena oknum siswa itu “kangen” bertempur. (Halaman 31) Bahkan
dalam satu minggu, ada satu hari khusus tawuran, sekalipun tak ada masalah di
antara kedua sekolah tersebut. (Halaman 55)
Camar,
salah satu siswa baru di sekolah Juventia sudah mendengar tentang kebiasaan
tawuran itu. Namun hal itu tidak mengurungkan niatnya untuk memasuki SMA
Juventia. “Meski ada oknum siswa yang suka tawuran, sekolah itu termasuk
sekolah unggulan di Jakarta,” kata Camar meyakinkan mamanya. (Halaman 8)
Camar
berharap kalau berita tentang tawuran itu hanya gosip belaka, tapi harapannya
tidak terwujud. SMA Juventia memang kerap terlibat tawuran dengan SMA Eleazer. Camar
pun harus berhati-hati agar tidak melewati daerah terlarang bagi SMA Juventia,
kalau tidak dia akan berada dalam kondisi bahaya. Meskipun ada peraturan yang
melarang tawuran seperti pengurangan poin dan skorsing untuk siswa yang
tertangkap tawuran. Namun, tawuran tetap saja terjadi. (Halaman 31)
Di
sekolah, seperti remaja pada umumnya, Camar juga terlibat perasaan asmara.
Pilihan hatinya jatuh pada kakak kelas yang juga pengurus OSIS sekolahnya yaitu
Bayu. Meskipun teman sebangkunya mengingatkan kalau Bayu adalah salah satu
oknum siswa yang terlibat tawuran, Camar tidak percaya begitu saja. Dia tetap
meneruskan hubungannya dengan Bayu.
Camar juga menjalin
pertemanan dengan Abby, siswa dari SMA Eleazer. Abby mengetahui kesenangan
Camar pada buku karena itulah Abby mengajak Camar menelusuri dan menjelajah
perpustakaan-perpustakaan yang ada di Jakarta. Bersama Abby, Camar merasakan
kenyamanan. Berbeda saat dia bersama dengan Bayu. Bayu tak pernah sekali pun
mengajaknya ke perpustakaan. Sikap Bayu yang posesif justru membuat Camar
merasa tidak nyaman. Bayu membatasi Camar untuk pergi dengan teman-temannya
terlebih jika dengan teman lelaki.
Pertemanan Camar dengan
Abby tentu saja membuat Bayu geram ketika mengetahuinya. Tanpa sengaja dia
melihat Camar dan Abby pergi berdua ke perpustakaan. Egonya sebagai cowok
tertantang. Ia tak rela ceweknya jalan dengan cowok lain. Walaupun Bayu masih
ragu apa perasaannya itu cemburu atau hanya ego lelaki yang tidak rela ketika
miliknya dikuasai orang lain. Apalagi lelaki itu berasal dari SMA Eleazer,
seteru abadi SMA Juventia.(Halaman 107)
Abby juga diperingatkan
oleh ketua kelasnya agar tidak lagi mendekati siswi SMA Juventia. Perseteruan
abadi sekolah mereka akan membuat posisi Abby berada dalam bahaya. Jika ingin
berhubungan dengan siswi SMA Juventia harus menunggu hingga mereka lulus SMA
dulu. Abby merasa kisah cintanya seperti kisah Romeo dan Juliet. Rasa cintanya
pada Camar terhalang permusuhan. Tapi bukan keluarganya yang bermusuhan,
melainkan sekolahnya. (Halaman 119)
Aku, Juliet adalah
novel yang mengambil setting sekolah dan diperuntukkan untuk segmen pembaca
remaja. Namun, isi ceritanya dapat diambil pelajaran tidak hanya untuk para
remaja, tapi juga para pendidik dan orang tua. Tidak satu pun orang tua ingin
anak-anak mereka terlibat dalam tawuran. Hal yang harus diperhatikan juga
adalah alasan mengapa anak-anak itu terlibat tawuran. Satu tokoh dalam novel
ini bernama Bayu. Bayu digambarkan sebagai seseorang yang posesif dan begitu
mudah meledak emosinya.
Apa yang terjadi pada
Bayu ternyata disebabkan oleh keadaan di keluarganya. Karir kedua orangtuanya
yang bekerja di stasiun televisi swasta melesat dengan gemilang. Pekerjaan
kedua orang tua Bayu yang sangat padat membuat Bayu jarang bertemu dengan
orangtuanya di rumah. Lebih mudah bagi Bayu untuk menemukan Ibunya di televisi,
tengah membacakan berita, daripada menemukan ibunya di rumah. Bayu haus kasih
sayang. Sikapnya menjadi liar dan tak terkendali. Hal itulah yang membuat dia menjadi
salah satu oknum siswa yang terlibat tawuran. (Halaman 132)
***
Judul : Aku, Juliet
Penulis
: Leyla Hana
Penyunting : Sasa
Penerbit : Moka Media
Tebal
Buku : 180 + iv Halaman
ISBN
: 979-795-840-X
Tahun
Terbit : 2014
*Resensi ini dimuat di Harian Tribun Kaltim 19 Oktober 2014*
Komentar
Posting Komentar
Tulis Komentar Anda