Langsung ke konten utama

Saat Ingin Menjadi Penulis

Hello, sejauh mana usahamu untuk meraih mimpi?

            Kira-kira begitulah terjemahan dari potongan lirik lagu Hello to myself yang menjadi salah satu OST Dream High 2. Mendadak saya teringat lagi sama lagu tersebut ketika membaca buku Dream Catcher.



            Chloe tokoh dalam novel tersebut punya ambisi menjadi penulis sejak TK. Ia pun mendirikan Authors of The Future bersama teman-temannya. Chloe dan teman-temannya mengadakan diskusi pada saat pelajaran berlangsung dengan cara saling mengoper buku. Diskusi dia dan teman-teman saat itu tentang pertunjukan drama.


            Selain menghadapi acara pertunjukan drama, Chloe juga terus menyimpan mimpinya untuk menjadi seorang penulis. Sebuah tulisan di dinding kamarnya kembali mengingatkan Chloe pada mimpinya tersebut. Tulisan ‘Semua Bermula dari Tekad’. Chloe juga punya koleksi buku-buku yang sebagian ditulis oleh anak-anak. Dari sana Chloe juga mendapatkan motivasi buat meneruskan memperjuangkan mimpinya. Namun, ketika Chloe ingin menulis, ia merasa tak punya ide segar.

            Pada acara pertunjukan drama, Chloe ditunjuk teman-temannya untuk menulis scenario. Sementara itu untuk impiannya menjadi penulis, Chloe juga mendapatkan ide dari mimpi berantai yang dia alami setiap malam. Tapi, karena kelelahan mempersiapkan pertunjukan drama, mimpi berantai itu tidak lagi hadir dalam tidur Chloe. Padahal cerita yang ditulis Chloe belum selesai. Akankah berakhirnya mimpi itu juga mengakhiri impian Chloe?

            Dream Catcher memang termasuk dalam genre novel anak. Masuk bagian PCPK alias Penulis Cilik Punya Karya. Tapi, membaca kisah Chloe dan impiannya menjadi penulis seperti membaca kisah saya sendiri yang dari dulu juga punya mimpi jadi penulis. Sama seperti Chloe saya juga mengoleksi buku-buku dengan harapan kalau memandang buku-buku tersebut bisa membangkitkan semangat saya buat menulis. Kemudian cara Chloe ‘berdiskusi’ dengan teman-temannya saat pelajaran berlangsung juga membuat saya teringat dengan masa-masa sekolah dan kuliah dulu. Saya dan teman-teman juga sering banget ngobrol dengan cara mengoper buku atau kertas. Hahaha….

            Yang mau tau bagaimana Chloe mengatasi kendala-kendalanya dalam menulis, yuk ah baca buku ini ;-)

Judul                          : Dream Catcher
Penulis                        : Jesslyn Wijaya
Penerbit                      : Noura Books
Tahun Terbit             : Cetakan Pertama, Maret 2015

Tebal Buku                : 116 Halaman

Komentar

  1. Hai kak, ini Jesslyn, penulis Dream Catcher ^^
    Terima kasih telah membaca dan menulis review untuk novel saya ya Kak :D
    Semoga bermanfaat dan terhibur ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, Jesslyn. Terima kasih sudah mampir. Terus semangat menulis ya :D

      Hapus
    2. hellow mb hairi yanti salam kenal saya dian,, saya ingin bertanya bagaimana cara untuk menyalurkan bakat kita menulis,, dari SMA saya sudah suka menulis ataupun mengarang tapi tidak tahu harus menyalurkan bakatnya kemana,, tolong dibantu ya ,, terimakasih,,,,

      Hapus
    3. Halo Dian, maaf saya baru sempat membalas komentarnya. Salah satu caranya kamu bisa bergabung dengan komunitas menulis. Salah satunya BaW Community di FB https://www.facebook.com/groups/1393239904286620/
      Cara paling ampuh tentu saja dengan menulis, menulis dan menulis. Semangat ya :D

      Hapus
  2. Wih langsung dikomentari sama penulisnya :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda

Postingan populer dari blog ini

Novel yang Berkisah Tentang Poligami

Kebahagiaan dalam pernikahan adalah harapan setiap insan yang menikah. Mereka berharap pasangan dalam hidupnya adalah yang pertama dan terakhir serta hanya maut yang bisa memisahkan. Hal itu juga dialami oleh Arini. Arini yang menyenangi dunia dongeng selalu menganggap hidupnya pun akan berakhir bahagia seperti dongeng-dongeng yang selama ini ia ketahui. Happily Ever After. Semuanya semakin sempurna saat Arini menemukan sang pangeran yang membangun istana cinta bersamanya. Pras, adalah lelaki baik hati itu. Bersama Pras, Arini dikaruniai tiga anak-anak yang cerdas. Karier Arini sebagai penulis pun terus berjalan.

Membangun Kebiasaan demi Kehidupan yang Lebih Baik

Bagi sebagian manusia keahlian adalah bakat, tapi bagi sebagian yang lain keahlian adalah masalah latihan dan pengembangan. Menurut buku How to Master your Habits, keahlian adalah hasil pilihan, latihan dan pengulangan yang dibuat itu. Habits adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berpikir. Habits adalah suatu aktivitas yang dilakukan terus menerus sehingga menjadi bagian daripada seorang manusia. Dia adalah kebiasaan kita.  Mungkin kita pernah merasa heran (kita? Saya maksudnya :p) Kenapa mas-mas penjual nasi goring itu begitu lihat memasukkan bumbu demi bumbu hingga tersaji nasi goreng yang enak. Yang rasanya dari hari ke hari ya sama kayak gitu. Tidak berubah. Padahal dalam proses memasaknya yang saya lihat sepenuhnya, tak ada sedikitpun mas-mas penjual nasgor itu mencicipi hasil masakannya. Kok bisa rasanya pas? Dan sama dari hari ke hari? Itu karena memasak nasgor sudah menjadi kebiasaan. Sesuatu yang dilakukan berulan

In a Blue Moon - Ilana Tan

Membaca buku yang belum beredar di toko buku itu rasanya sesuatu. Apalagi bukunya banyak ditunggu para fans penulis tersebut. Ada sensasi rasa senang ketika melahapnya. Terima kasih buat ka Fitri Gita Cinta yang sudi meminjamkannya ;-) In a Blue Moon adalah karya terbaru dari Ilana Tan. Buku yang saya baca berstatus Contoh Cetakan dan Tidak untuk dijual. Seperti karya Ilana Tan sebelumnya, unsur romance yang kental tetap menjadi ciri khas Ilana Tan dalam karya teranyarnya ini. Lucas Ford harus menerima perjodohan yang dicetuskan oleh sang kakek. Ketika Lucas bertemu dengan tunangannya itu, Lucas kaget karena dia sudah mengenal gadis itu sebelumnya. Sophie Wilson bukan orang baru dalam kehidupan Lucas, mereka pernah saling mengenal saat masih duduk di bangku SMA. Kakek Lucas pun senang mengetahui cucunya sudah mengenal dengan seseorang yang dia ingin jodohkan. Namun, Sophie menegaskan sesuatu, “Kami hanya bersekolah di SMA yang sama. Tidak bisa dibilang berteman.”