Langsung ke konten utama

Evergreen - Prisca Primasari

Yang disuka orang lain, belum tentu kita suka. Yang kita suka, belum tentu disuka orang lain.
Kalimat pembuka untuk review sebuah novel berjudul Evergreen, karya Prisca Primasari

Novel ini saya beli second dari seorang teman di FB, karena rekomendasi banyak orang.  Saya keukeuh mau beli novel ini dan baru menyelesaikan novel ini tadi malam. Dan kesan saya adalah... Hemm.. Saya suka, tapi nggak terlalu suka banget. Mungkin karena selera saya adalah selera lokal jadinya rada kesulitan menyukai setting full luar negeri seperti Evergreen.


Belum lagi nama-nama yang susah nempel di kepala saya, saya juga kesulitan mengidentifikasi dari nama-nama itu mana yang cewek, mana yang cowok. Beberapa kali di awal cerita saya menduga Yuya itu cewek walaupun ya pada akhirnya saya hafal juga dengan nama dan karakter masing-masing tokoh.
Dalam diskusi di grup BaW, pernah menyebutkan agar pembaca yang membaca novel karya penulis Indonesia yang menggunakan setting dan tokoh luar negeri menyelipkan tokoh yang punya hubungan dengan Indonesia. Agar punya keterikatan dengan pembaca. Hal ini dilakukan Prisca dalam tokoh Gamma. Walaupun ya kalau dihilangkan bagian Indonesianya nggak ngaruh juga.
Jangan berharap ini adalah novel romance, karena romansanya sedikit sekali. Tidak diexplore terlalu dalam oleh penulisnya karena emang bukan tema utamanya sih.
Pesan yang ada di novel ini cukup kuat. Dalam balutan ceritanya yang menyimpan kejutan dari masalah-masalah yang sebelumnya diterangkan di awal.
***
Rachel adalah seorang editor di Sekai Publishing. Dia kemudian dipecat yang membuat dia seperti kehilangan arah hidup. Sahabat-sahabat terdekatnya pun menjauh yang membuat hidup Rachel semakin terpuruk, terutama saat dia menemukan foto sahabat-sahabatnya berlibur tanpa dirinya. Padahal sebelumnya dia menelpon sahabat-sahabatnya itu agar mendengar keluhannya.
Satu ketika Rachel memasuki sebuah cafe bernama Evergreen. Kedai es krim yang aneh, yang membuat Rachel ingin datang lagi ke sana. Suasana hati Rachel yang kemudian terus memburuk membuat pemilik Evergreen khawatir kalau Rachel akan melakukan bunuh diri. Dia pun kemudian menawari (atau setengah memaksa?) Rachel agar bekerja di kedai es krim miliknya.
Di sanalah banyak kejadian yang Rachel alami. Para karyawan di Evergreen ternyata punya masalah masing-masing yang tak kalah beratnya (Bahkan lebih berat) dari yang Rachel alami. Salah satunya, Ada Fumio dan Toshi yang pindah ke Tokyo buat mencari ayahnya, belum lagi Fumio harus menghadapi kenyataan adiknya terkena satu penyakit yang membuat dia melupakan satu per satu kenangan.
***
Saya cukup ka get mendapati jenis dan ukuran font novel ini. Sungguh sebuah ketidaknyamanan buat pembaca yg punya mata minus seperti saya. Mungkin untuk terbitan selanjutnya bisa dipertimbangkan penerbitnya untuk mengganti jenis dan ukuran font dengan yang lebih normal.
Karier Rachel yang pernah menjadi seorang editor, sedikit banyak juga ada masalah tentang dunia menulis yang diangkat.
Saya suka endingnya. Ending penutupnya saat Rachel yang di awal diceritakan begitu egois kemudian mengalami perkembangan karakter hingga dia merasa bahagia ketika bisa membahagiakan orang lain. Hal yang dulu serasa mustahil buat seorang Rachel yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Eh, ini spoiler ya?
Judul               : Evergreen
Penulis             : Prisca Primasari
Penerbit           : Grasindo
Tahun Terbit    : 2013


*Review ini saya tulis setelah menyelesaikan novelnya. Mungkin setahun yang lalu. Dan saya baru ngeh kalau belum dipublish di blog*

Komentar

  1. Hihi, saya suka banget sama novel ini, meskipun di awal2 juga sempet pusing banget sama nama2 tokohnya mbak. suka bangetnya sama pesan dari cerita yg diusung prisca di novel ini sih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Pesannya bagus. Saya meniatkan buat membaca ulang. eh kemudian pusing sendiri lihat fontnya. Tapi kapan2 mau dibaca lagi :D

      Hapus

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda

Postingan populer dari blog ini

Novel yang Berkisah Tentang Poligami

Kebahagiaan dalam pernikahan adalah harapan setiap insan yang menikah. Mereka berharap pasangan dalam hidupnya adalah yang pertama dan terakhir serta hanya maut yang bisa memisahkan. Hal itu juga dialami oleh Arini. Arini yang menyenangi dunia dongeng selalu menganggap hidupnya pun akan berakhir bahagia seperti dongeng-dongeng yang selama ini ia ketahui. Happily Ever After. Semuanya semakin sempurna saat Arini menemukan sang pangeran yang membangun istana cinta bersamanya. Pras, adalah lelaki baik hati itu. Bersama Pras, Arini dikaruniai tiga anak-anak yang cerdas. Karier Arini sebagai penulis pun terus berjalan.

Membangun Kebiasaan demi Kehidupan yang Lebih Baik

Bagi sebagian manusia keahlian adalah bakat, tapi bagi sebagian yang lain keahlian adalah masalah latihan dan pengembangan. Menurut buku How to Master your Habits, keahlian adalah hasil pilihan, latihan dan pengulangan yang dibuat itu. Habits adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berpikir. Habits adalah suatu aktivitas yang dilakukan terus menerus sehingga menjadi bagian daripada seorang manusia. Dia adalah kebiasaan kita.  Mungkin kita pernah merasa heran (kita? Saya maksudnya :p) Kenapa mas-mas penjual nasi goring itu begitu lihat memasukkan bumbu demi bumbu hingga tersaji nasi goreng yang enak. Yang rasanya dari hari ke hari ya sama kayak gitu. Tidak berubah. Padahal dalam proses memasaknya yang saya lihat sepenuhnya, tak ada sedikitpun mas-mas penjual nasgor itu mencicipi hasil masakannya. Kok bisa rasanya pas? Dan sama dari hari ke hari? Itu karena memasak nasgor sudah menjadi kebiasaan. Sesuatu yang dilakukan berulan

In a Blue Moon - Ilana Tan

Membaca buku yang belum beredar di toko buku itu rasanya sesuatu. Apalagi bukunya banyak ditunggu para fans penulis tersebut. Ada sensasi rasa senang ketika melahapnya. Terima kasih buat ka Fitri Gita Cinta yang sudi meminjamkannya ;-) In a Blue Moon adalah karya terbaru dari Ilana Tan. Buku yang saya baca berstatus Contoh Cetakan dan Tidak untuk dijual. Seperti karya Ilana Tan sebelumnya, unsur romance yang kental tetap menjadi ciri khas Ilana Tan dalam karya teranyarnya ini. Lucas Ford harus menerima perjodohan yang dicetuskan oleh sang kakek. Ketika Lucas bertemu dengan tunangannya itu, Lucas kaget karena dia sudah mengenal gadis itu sebelumnya. Sophie Wilson bukan orang baru dalam kehidupan Lucas, mereka pernah saling mengenal saat masih duduk di bangku SMA. Kakek Lucas pun senang mengetahui cucunya sudah mengenal dengan seseorang yang dia ingin jodohkan. Namun, Sophie menegaskan sesuatu, “Kami hanya bersekolah di SMA yang sama. Tidak bisa dibilang berteman.”