Langsung ke konten utama

In a Blue Moon - Ilana Tan


Membaca buku yang belum beredar di toko buku itu rasanya sesuatu. Apalagi bukunya banyak ditunggu para fans penulis tersebut. Ada sensasi rasa senang ketika melahapnya. Terima kasih buat ka Fitri Gita Cinta yang sudi meminjamkannya ;-)

In a Blue Moon adalah karya terbaru dari Ilana Tan. Buku yang saya baca berstatus Contoh Cetakan dan Tidak untuk dijual. Seperti karya Ilana Tan sebelumnya, unsur romance yang kental tetap menjadi ciri khas Ilana Tan dalam karya teranyarnya ini.

Lucas Ford harus menerima perjodohan yang dicetuskan oleh sang kakek. Ketika Lucas bertemu dengan tunangannya itu, Lucas kaget karena dia sudah mengenal gadis itu sebelumnya. Sophie Wilson bukan orang baru dalam kehidupan Lucas, mereka pernah saling mengenal saat masih duduk di bangku SMA. Kakek Lucas pun senang mengetahui cucunya sudah mengenal dengan seseorang yang dia ingin jodohkan. Namun, Sophie menegaskan sesuatu, “Kami hanya bersekolah di SMA yang sama. Tidak bisa dibilang berteman.”


Yah, hubungan Lucas dan Sophie tidak bisa dikatakan baik. Sophie Wilson malah dengan terang-terangan berkata pada Lucas kalau dia membenci Lucas. Hal ini disebabkan kejadian saat SMA. Lucas menjadi pencetus Sophie Wilson dibully teman-temannya di SMA. Di bulan Desember di tahun pertama SMA-nya, Sophie untuk pertama kalinya merasa hidupnya tidak berarti dan itu disebabkan oleh Lucas.

Perasaan bersalah terbit di hati Lucas. Dia pun melakukan upaya agar Sophie Wilson bisa memaafkannya dan menegaskan pada Sophie kalau Lucas Ford adalah seseorang yang menyesal dengan apa yang dilakukannya dulu. Lucas juga senang menggoda Sophie dengan status pertunangan mereka yang dicetuskan oleh kakeknya, walau Sophie selalu menolaknya.

Di sisi lain juga ada Miranda Young, seorang model cantik yang selalu terlihat bersama Lucas. Juga kemudian muncul seorang pemuda bernama Adrian yang pernah menjadi bagian penting dalam hidup Sophie. Bagaimana akhir perjalanan kisah mereka?

***

Tidak ada ekspektasi terlalu berlebihan ketika membuka halaman pertama novel ini, mungkin karena saya bukan termasuk fans Ilana Tan. Tapi ketika membacanya saya tertarik pada kasus bullying yang dialami Sophie Wilson saat SMA, namun penulisnya tidak menjadikan itu fokus utama dalam tulisan. Penulisnya konsisten menggarap bagian romansanya saja.

Secara tema, rasanya memang aneh di zaman sekarang, di kota besar seperti New York pula kasus perjodohan terjadi. Namun, Ilana Tan mengemas cerita tersebut sehingga bisa diterima dengan wajar karena kedua tokoh utamanya memang sudah punya 'cerita' sejak masa SMA. 

Novel ini mengambil New York sebagai latar cerita, sama seperti novel sebelumnya, tidak ada deskripsi setting yang terlalu detail. Begitu pun dengan pekerjaan kedua tokoh utamanya, Sophie sebagai seorang pemilik toko kue dan Lucas sebagai koki di sebuah restoran ternama, diceritakan seadanya saja. Walaupun begitu ceritanya tetap asyik dinikmati dan tentu saja ada rasa manis dan hangat dalam jalinan cerita romantis ini. Bagaimana Lucas terus menggoda Sophie dan Sophie juga terus-terusan menolak adalah sesuatu yang asyik buat diikuti. Celutukan Lucas dan tangkisan Sophie itu loh….

Saya juga dibikin gregetan dengan sikap Lucas terhadap Miranda. Oh My… Banyak loh cowok yang seperti Lucas ini. Yang tidak terang-terangan menolak seorang cewek, yang menganggap hubungan dengan seorang wanita biasa saja padahal wanita tersebut blak-blakan menyebutnya pacar. Dia tidak membantah. Iiih… Jambak Lucas. Wakakaka…. *pakai tameng takut diserbu penggemar Lucas :p*

Endingnya sudah bisa ditebak dari bab awal membacanya, tapi entah kenapa, dan saya menduga karena ‘sihir’ seorang Ilana Tan, hingga saya tak bisa berhenti membacanya sampai selesai dan terus dibalut penasaran dengan yang selanjutnya terjadi pada kedua sejoli itu.

Sophie diceritakan punya 2 kakak, dan kakak mereka sangat overprotective terhadap adik perempuan mereka. Jadinya kalau ada cowok yang akan mendekati Sophie, mereka dibuat gentar ketika harus menghadapi kedua kakak Sophie. Nah, kondisi Sophie ini sama lho dengan saya yang juga punya 2 kakak cowok. Asyik lho jadi anak bungsu dan satu-satunya cewek. Hahaha…

Ada cerita terkait LGBT di sini. Saya berharap itu bukan sosialisasi untuk penerimaan LGBT di tengah masyarakat. LGBT bukan sesuatu yang harus didukung, tapi diluruskan. Harapan saya itu bukan sosialisasi sebuah dukungan karena ada bagian di mana Lucas berkata begini kepada Sophie : ‘Kurasa hanya dia sendiri yang berhak memutuskan apakah dia ingin mengakuinya atau merahasiakannya. Karena itu adalah hidupnya. Kau, sebagai temannya, hanya perlu meyakinkannya bahwa kau akan mendukungnya, apa pun pilihannya.’

Membaca bagian itu saya berpikir, bisakah diganti dengan hal lain terkait LGBT itu? Ah, ternyata susah karena mempengaruhi jalan cerita. Dan dapat dilihat kalau kasus LGBT walau sedikit tapi bukan tempelan belaka.

Kehadiran In A Blue Moon tentu saja akan mengobati kerinduan para penggemar Ilana Tan terhadap karya romantis dari penulis yang satu ini setelah terbitnya Sunshine Becomes You beberapa tahun yang lalu. Happy Reading kalian fans Ilana Tan :D

‘Kau mungkin tidak sempurna, tapi kau sempurna untukku…’

Judul               : In a Blue Moon
Penulis             : Ilana Tan
Penerbit           : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit    : 2015
Tebal Buku      : 320 Halaman


Komentar

  1. Aaarrggggghh....gak sabar pengen bacaaaaaaa....
    *Apakaaaah, aku akan jatuh cinta pada Lucas, seperti hal pada Alex?* *Gaya presenter Silet*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya ya, Kak Ecky. Hihihi.... E tapi karakternya beda. Lucas ini lebih ekspresif. Suka menggoda :D

      Hapus
  2. Aku nggak ngefans banget tapi suka aja baca bukunya Ilana Tan. Yah, meski ia jarang nulis setting yang detil. Aku paling suka sama dialog-dialognya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, Mbak Ika. Saya juga enggak ngefans banget. Tapi suka aja baca tulisannya. Makanya bukunya juga cuma pinjam. Hehehe....

      Hapus
  3. Yang berhubungan dengan LGBT ini tokoh sampingan ya mb? Bukan tokoh utamanya kan? Penasaran soalnya winter in tokyo bagus. Pengin beli ini tapi mikir2 liat ada LGBT nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak Ila. Tokoh sampingan kok. Sahabatnya si tokoh utama :D

      Hapus
  4. Nggak sabar pengen baca....
    LGBT itu apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. LGBT = lesbian, gay, biseksual, dan transgender

      Hapus
  5. Wow berarti lucas itu suka flirting dong kak?

    BalasHapus
  6. Sudah ada PDF nya belum ya? Saya gak menemukan nih. Kebetulan tinggal gak di Indonesia

    BalasHapus

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda

Postingan populer dari blog ini

Novel yang Berkisah Tentang Poligami

Kebahagiaan dalam pernikahan adalah harapan setiap insan yang menikah. Mereka berharap pasangan dalam hidupnya adalah yang pertama dan terakhir serta hanya maut yang bisa memisahkan. Hal itu juga dialami oleh Arini. Arini yang menyenangi dunia dongeng selalu menganggap hidupnya pun akan berakhir bahagia seperti dongeng-dongeng yang selama ini ia ketahui. Happily Ever After. Semuanya semakin sempurna saat Arini menemukan sang pangeran yang membangun istana cinta bersamanya. Pras, adalah lelaki baik hati itu. Bersama Pras, Arini dikaruniai tiga anak-anak yang cerdas. Karier Arini sebagai penulis pun terus berjalan.

Membangun Kebiasaan demi Kehidupan yang Lebih Baik

Bagi sebagian manusia keahlian adalah bakat, tapi bagi sebagian yang lain keahlian adalah masalah latihan dan pengembangan. Menurut buku How to Master your Habits, keahlian adalah hasil pilihan, latihan dan pengulangan yang dibuat itu. Habits adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berpikir. Habits adalah suatu aktivitas yang dilakukan terus menerus sehingga menjadi bagian daripada seorang manusia. Dia adalah kebiasaan kita.  Mungkin kita pernah merasa heran (kita? Saya maksudnya :p) Kenapa mas-mas penjual nasi goring itu begitu lihat memasukkan bumbu demi bumbu hingga tersaji nasi goreng yang enak. Yang rasanya dari hari ke hari ya sama kayak gitu. Tidak berubah. Padahal dalam proses memasaknya yang saya lihat sepenuhnya, tak ada sedikitpun mas-mas penjual nasgor itu mencicipi hasil masakannya. Kok bisa rasanya pas? Dan sama dari hari ke hari? Itu karena memasak nasgor sudah menjadi kebiasaan. Sesuatu yang dilakukan berulan