Bercerita
tentang pernikahan Audi dan Rafa. Audi yang seorang wanita karier dan Rafa yang
kesibukannya melebihi presiden. Rafa selalu pulang kerja lewat tengah malam dan
pergi pagi-pagi sekali. Waktu kebersamaan antara keduanya sedikit sekali. Saat weekend pun mereka kerap harus
menghadiri berbagai acara, entah itu arisan keluarga atau acara pernikahan dan
yang sejenisnya.
Mereka pun berinisiatif buat
menunda mempunyai momongan karena Rafa belum siap menjadi ayah walaupun usianya
sudah 30 tahun. Sepulang kerja, Audi kerap ‘kelayapan’ di mall bersama
sahabatnya Sonya. Hal itu dilakukannya untuk membunuh waktu, karena begitu
sampai di apartemen tidak ada siapa-siapa di sana karena suaminya akan datang
larut malam. Jadi, untuk apa pulang cepat? Begitu pikir Audi.
Dalam salah satu kegiatan
‘kelayapan’ di mall itu, Audi bertemu kembali dengan Yoga. Seseorang dari masa
lalunya. Audi putus dengan Yoga saat Yoga meneruskan kuliahnya ke Perancis.
Audi beralasan putus dari Yoga karena tidak sanggup menjalani hubungan jarak
jauh, padahal alasan sebenarnya adalah Audi jatuh cinta pada Rafa dan kemudian
menikah dengan Rafa. Namun, Yoga tidak tahu kalau Audi sudah menikah dan terus
ingin bertemu Audi. Audi pun tidak memberitahu Yoga perihal pernikahannya. Pertengkaran-pertengkarannya
dengan Rafa juga alasan pekerjaan membuat Audi juga terus-terusan bertemu
dengan Yoga.
Ini novel kedua Nurilla Iryani
yang saya baca. Yang pertama saya baca adalah Yummy Tummy Marriage. Dan saya
tetap suka dengan novel ini walau lagi-lagi bercerita tentang dunia pernikahan.
Mungkin karena saya udah doyan dengan gaya menulis penulis yang satu ini.
Sebelum membaca novelnya, saya juga suka membaca blog penulisnya.
Tadinya saya berpikir ini novel
enggak beda jauh dengan Yummy Tummy Marriage karena di awal disebut tentang
Audi yang hobi belanja. Tapi ternyata salah, novel ini beda dengan YTM. The
Marriage Roller Coaster adalah cerita bersambung di blog yang kemudian
dinovelkan. Mungkin karena hal itu yang membuat konflik di dalamnya juga
seperti Roller Coaster. Alurnya cepat. Bukan suatu hal yang jelek, justru
membuat saya penasaran dan bacanya juga cepat banget selesainya. Hanya beberapa
jam. Membaca novel ini juga membuat saya pengin bikin cerita bersambung di
blog. Hihihi….
Walau ceritanya ringan dan cepat
bacanya tapi di dalam novel ini terkandung pelajaran yang bisa diambil oleh
kita-kita yang baca. Pertama tentang mantan. Let the past be the past. Mau tidak mau saya harus setuju pada
kalimat itu. Di dalam cerita ini, Audi seperti bermain api dengan kembali
berhubungan dengan Yoga dan tidak memberitahu statusnya sekarang. Apalagi saat
dia ditimpa masalah dengan suaminya dan Yoga selalu muncul di saat itu. Saya
rasanya pengin menjitak Audi juga Yoga saat episode itu berlangsung. Gregetan.
Kemudian tentang waktu bersama
keluarga. Ya ampyuun… Saya enggak ngebayangin gimana kalau jadi Audi dengan
kesibukan suami yang Audi bilang lebih sibuk dari Presiden. Bayangin aja Rafa selalu
pulang lewat dari tengah malam. Trus pernah satu kali Rafa pulang jam 12 malam
dan masih lanjut kerja bareng rekan kerjanya di apartemen sampai jam 3 subuh.
Wow…. Entah di kenyataan ada yang kayak gini atau enggak. Lihat suami lembur
sampai jam 10 malam aja saya suka sewot. Wkwkwk… Padahal juga suami saya lemburnya
di rumah, bukan di kantor. Jadi, dia ngerjain kerjaan kantor di rumah dan
pulang kerja kayak jam biasa.
Kembali ke soal Rafa. Parahnya,
dengan segala kesibukan Rafa itu dia merasa bahwa apa yang dia lakukan sudah
benar. Dia merasa tak bersalah karena waktunya dengan pasangan sedikit. Karena
merasa kalau apa yang dia lakukan untuk keluarga juga. Belum lagi saat Rafa
menganggap enteng kerjaan Audi yang akhirnya resign dari kantornya karena
perintah Rafa. Menjalani kehidupan baru sebagai ibu rumah tangga bagi Audi yang
terbiasa ngantor jelas tidak mudah. Dia harus mulai dari 0 seperti belajar
masak. Dan itu pun memicu pertengkaran mereka karena masakan Audi enggak
enak-enak juga.
Saya juga kaget dengan reaksi Rafa
ketika mengetahui kalau Audi hamil. Bayangin deh, gimana enggak emosi seorang
istri saat dia mengabarkan kalau dia hamil kepada suami sendiri dan kalimat
pertama yang keluar dari mulut suaminya “Anakku?” Gubrak deh. Karakter Rafa ini
memang bossy dan selalu merasa benar tapi Audi cinta sama dia. Sanggupkan
perasaan cinta Audi ini menyelamatkan pernikahan mereka?
Ah, dunia pernikahan, selalu menarik
untuk dibahas dan diceritakan. Membaca novel ini memang seperti naik roller
coaster, emosi naik turun. Walaupun sebenarnya saya belum pernah nyoba naik
roller coaster. Hihihi… Tapi saya suka novel ini. Sepertinya saya akan memburu
novel-novel lain dari penulis yang satu ini.
Judul : The Marriage Roller Coaster
Penulis : Nurilla Iryani
Editor : Herlina P. Dewi
Penerbit : Stiletto Book
Tahun Terbit : 2013
Roller coaster banget mak. Saat raffa bilang "anakku?" Gatian aku yang rasanya pengen jitak dia mak
BalasHapusHahaha... Iya, Mak. Saya melongo kaget baca reaksi Rafa. Udah pas itu reaksi Audi nampar Rafa ya :D
HapusKudu tak tali aja tu rafa. Kebangetan lemburnya. Mari jitak rafa bareng2. *duss
BalasHapusHihihi.. Iya, Mak. Saya jadi bertanya-tanya beneran ada enggak yang seperti Rafa ini di dunia nyata. Workoholic banget :D
Hapuswah kalau saya ga suka suami yang sibuk sendiri pake banget apalagi melebihi presiden sibuknya hehe . waktu buat keluarga jadi berkurang. salam kenal mak. headeernya bagus
BalasHapusIdem, Mak. Harus ada waktu buat keluarga dunk ya. Kasian juga kalau suami malah waktunya habis buat kerja. Salam kenal juga, Mak. Alhamdulillah, saya juga senang sama header blognya :D
Hapus