Baiklah
karena dicolek Kak Bebi di wawancara dengan saya di sini, saya jadi mau ikutan
nulis opini bareng BBI. Tema untuk februari adalah tokoh utama. Nah, pas banget
nih, saya lagi sukaaa banget dengan tokoh utama cowok dalam novel Walking After
You karya Windry Ramadhina. Siapa lagi kalau bukan Julian.
Ju di sana digambarkan
sebagai cowok yang pendiam. Oh… Saya selalu suka dengan cowok pendiam *lirik
suami* :D
Ju ini wajahnya suka
memerah, suka tersipu-sipu, apalagi kalau digoda An. Dan An ini sangat suka
sekali menggoda Ju. Rasanya saya juga ingin ikutan menggoda Ju. Hahaha….
Sosok cowok lain yang saya suka ada di
novelnya Orizuka yang berjudul Me and My Prince Charming. Saya sempat heran
kenapa sih saya bisa suka banget sama novel itu. Padahal jalan ceritanya ya
biasa aja. Tentang seorang cewek biasa yang pacaran dengan cowok sempurna.
Semacam kisah San Chai dan Tao Ming Se lah. Halah, ketahuan nih umurnya :p
Ralat deh, semacam kisah Jan Di dan Gu Jun Pyo (Biar agak lebih mudaan).
Nah, kenapa saya suka dengan
ceritanya? Ternyata saya suka dengan karakter tokohnya. Mungkin karena merasa
saya banget ya. Saya yang cewek biasa dan suami yang punya karakter mirip sama
si Andros, sama-sama tidak bisa romantis. Hahaha….
Salah satu dialog yang saya
ingat dari novel itu saat Cherry cuekin si Andros berhari-hari. Cherry berpikir
toh enggak masalah juga dia cuekin si Andros karena selama ini Andros juga
enggak peduli sama dia. Jadi, ketika mereka ketemu, Cherry membuang muka dari
Andros. Ternyata hal itu menggelisahkan Andros. Waktu Cherry nanya, emang napa
kalau dicuekin? Sebenarnya perasaan kamu sama aku gimana? Andros pun menjawab,
dia juga tidak tahu gimana perasaannya. Yang dia tahu, dia sedih kalau Cherry
cuekin dia. Deeeeu… Dan Cherry langsung meleleh aja gitu.
Jadi, si Andros ini bukan
tidak romantis hanya dia tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya.
Langsung ingat suami. Hahaha…..
Walaupun ya saya tetap tidak setuju sih
remaja pacar-pacaran. Enakan kalau udah halal kayak saya dan suami sekarang
#pesanUstadzFelixSiaw :D
Tentang tokoh utama lagi,
saya sih kadang tidak terlalu mempermasalahkan kalau tokoh utama itu sempurna,
semisal : cantik, baik hati, pintar, cerdas, pandai bergaul, dll. Ya, silakan
aja. Asal jangan sempurnanya terlalu kebablasan. Jadinya saya ngiri dan gigit
jari tidak bisa sesempurna itu. Semisal nih seperti yang namanya Aisha dalam
novel Love, Interrupted karya Maya Lestari GF.
Itu si Aisha digambarkan
cantik, pintar, trus bisa nulis, baru belajar masak tapi masakannya udah
enak-enak aja, bisa motret, bisa nyanyi, bisa main piano, pandai meronce.
Pencapaiannya juga dalam kebisaan itu tidak hanya sekadar bisa. Dia nulis buku,
bukunya diterbitkan secara nasional. Dia motret dan nulis catatan perjalanan
dan diterbitkan di majalah maskapai penerbangan. Buka toko dari hasil meronce.
Jadinya, baca itu saya merasa terintimidasi karena serba nanggung bisanya atau
malah blas tidak bisa apa-apa. Nelangsa deh saya ngebayangin wanita sesempurna
Aisha.
Okeh, sampai di sini saja opini saya tentang tokoh utama.
Tema opini bareng bulan Maret adalah tentang Alur Cerita. Semoga saya juga bisa
ber-opini di bulan Maret :D
Iya..ya.. Saya juga kadang merasa jengah sama tokoh wanita yang terlalu sempurna. Tapi kalo tokoh prianya gitu biasa aja rasanya....
BalasHapusHanya sekarang saya jadi mulai bosan juga sama tokoh pria yang kelewat sempurna.
*salam kenal*
Salam kenal, Mbak Desty.. Iya, saya merasa ngiri karena tidak sesempurna tokoh di novel yang bisa ini dan itu. Hehehe....
Hapus