Di salah satu stasiun TV swasta sedang ditayangkan drama Korea berjudul Jang Ok Jung. Saya menontonnya? Ya. Terkadang, walau tidak terlalu memprioritaskan karena saya sudah menonton sebelumnya via dvd.
Bagi yang pernah mengikuti drama Korea Dong Yi dan ngefans dengan karakter Dong Yi, mungkin bisa sebel kalau menonton Jang Ok Jung. Karena Selir Jang yang jahat di Dong Yi justru jadi tokoh utama di Jang Ok Jung, sesuai judulnya.
Saya sih enggak mau ambil pusing, mana drakor yang lebih mendekati kenyataan. Karena keduanya ceritanya bagus dan pada akhirnya mau dibikin tokoh utama atau tokoh antagonis yang namanya sejarah enggak bisa berubah ya. Teteup Jang Ok Jung akhirnya dihukum bunuh diri dengan minum racun.
Namun, menonton Jang Ok Jung saya seperti diperlihatkan sebuah hukum sebab akibat secara terang benderang. Mengapa Jang Ok Jung bisa berbuat hal yang tidak baik sedemikian rupa? Ada sebabnya, karena dia ditekan sedemikian rupa dan dia juga dihina yang membuat emosinya meledak. Episode kemarin menunjukkan saat ibunya Jang Ok Jung dihina oleh ibu suri, permaisuri dan ibu-ibu kelas atas kerajaan. Jang Ok Jung pun murka tiada tara.
Hukum sebab akibat inilah yang saya temukan dalam karya-karya Orizuka. Mengapa seseorang bisa jahat, nakal atau cuek dan tidak pedulian. Orizuka mencoba menelusuri penyebab hal tersebut. Kenapa orang lain berlaku sesuatu yang tidak mengenakkan kepada kita? Periksa dan instrospeksi, karena bisa jadi kesalahan orang lain terhadap diri kita bukan 100% murni kesalahan orang itu pada kita.
Seperti yang dikatakan Ares pada novel Orizuka yang berjudul Summer Breeze : "Selalu nyalahin semua orang, tanpa pernah berpikir kalau setengahnya atau lebih adalah kesalahanku juga." (Hal 169)
Tahun 2014 saya nobatkan sebagai tahun TerOrizuka. Hahaha… Sebelumnya saya tidak punya satu pun karya penulis yang satu itu. Dan sampai akhir tahun 2014 ini saya sudah punya 16 bukunya Orizuka. Bahkan sebelum membaca satu pun karyanya saya sudah membeli 3 buku Orizuka. Sebuah pertaruhan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Biasanya saya membeli karya seorang penulis setelah membaca karya dia sebelumnya. Jika oke, maka saya tak ragu buat membeli karya selanjutnya.
Sedangkan Orizuka? Saya belum membaca udah beli 3 bijik. Ihiks… Untuk enggak nyesal yee…
Semua itu berawal dari testimoni Mbak Dhani yang bilang kalau karya Orizuka ini keren-keren. Orizuka banyak menulis cerita remaja tapi tak melulu tentang asmara dan cinta-cintaan. Malah kebanyakan ceritanya bercerita tentang pentingnya kehangatan dalam sebuah keluarga. Dan saya penasaran dunk… Jadinya saya memburu karya Orizuka dan ternyata saya ketagihan.
Salah satu hal yang saya dapatkan dari tulisan Orizuka adalah feel. Saya menyatu dengan perasaan-perasaan tokoh di dalamnya. Saat mereka jatuh cinta, kecewa, benci, sedih, bahagia, saya merasakannya. Saya merasa lebur dalam ceritanya dan bukan hanya penonton yang hanya menonton cerita dalam buku. Hal itulah yang membuat saya royal memberikan bintang-bintang buat karya Orizuka di Goodreads. Kebanyakan saya kasih bintang 4 dan 5.
Tidak semua buku saya beli di toko buku offline. Sebagian saya beli di toko buku online, ada juga di lapak buku murah. Alhamdulillah… Semuanya ori. Enggak ada yang KW. Selain itu saya juga beli buku second untuk beberapa buku. Lumayan enggak bobol banget di kantong :p
Untuk buku Meet the Sennas, resensinya Alhamdulillah bisa dimuat di Koran Jakarta. Lumayan honornya bisa buat beli buku Orizuka yang lain. Dan saya berharap tahun depan ada lagi karya Orizuka bermunculan. Ditunggu 2 buku lanjutan the Chronicles of Audy.
Koleksi karya Orizuka ini bersaing ketat dengan koleksi karya Tere Liye di rak buku saya :D
Bagi yang pernah mengikuti drama Korea Dong Yi dan ngefans dengan karakter Dong Yi, mungkin bisa sebel kalau menonton Jang Ok Jung. Karena Selir Jang yang jahat di Dong Yi justru jadi tokoh utama di Jang Ok Jung, sesuai judulnya.
Saya sih enggak mau ambil pusing, mana drakor yang lebih mendekati kenyataan. Karena keduanya ceritanya bagus dan pada akhirnya mau dibikin tokoh utama atau tokoh antagonis yang namanya sejarah enggak bisa berubah ya. Teteup Jang Ok Jung akhirnya dihukum bunuh diri dengan minum racun.
Namun, menonton Jang Ok Jung saya seperti diperlihatkan sebuah hukum sebab akibat secara terang benderang. Mengapa Jang Ok Jung bisa berbuat hal yang tidak baik sedemikian rupa? Ada sebabnya, karena dia ditekan sedemikian rupa dan dia juga dihina yang membuat emosinya meledak. Episode kemarin menunjukkan saat ibunya Jang Ok Jung dihina oleh ibu suri, permaisuri dan ibu-ibu kelas atas kerajaan. Jang Ok Jung pun murka tiada tara.
Hukum sebab akibat inilah yang saya temukan dalam karya-karya Orizuka. Mengapa seseorang bisa jahat, nakal atau cuek dan tidak pedulian. Orizuka mencoba menelusuri penyebab hal tersebut. Kenapa orang lain berlaku sesuatu yang tidak mengenakkan kepada kita? Periksa dan instrospeksi, karena bisa jadi kesalahan orang lain terhadap diri kita bukan 100% murni kesalahan orang itu pada kita.
Seperti yang dikatakan Ares pada novel Orizuka yang berjudul Summer Breeze : "Selalu nyalahin semua orang, tanpa pernah berpikir kalau setengahnya atau lebih adalah kesalahanku juga." (Hal 169)
Tahun 2014 saya nobatkan sebagai tahun TerOrizuka. Hahaha… Sebelumnya saya tidak punya satu pun karya penulis yang satu itu. Dan sampai akhir tahun 2014 ini saya sudah punya 16 bukunya Orizuka. Bahkan sebelum membaca satu pun karyanya saya sudah membeli 3 buku Orizuka. Sebuah pertaruhan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Biasanya saya membeli karya seorang penulis setelah membaca karya dia sebelumnya. Jika oke, maka saya tak ragu buat membeli karya selanjutnya.
Karya Orizuka yang saya beli di tahun ini. Minus Meet The Sennas, After School Club dan Summer Breeze. Ada yang dipinjam, ada yang ketinggalan di rumah ortu. |
Sedangkan Orizuka? Saya belum membaca udah beli 3 bijik. Ihiks… Untuk enggak nyesal yee…
Semua itu berawal dari testimoni Mbak Dhani yang bilang kalau karya Orizuka ini keren-keren. Orizuka banyak menulis cerita remaja tapi tak melulu tentang asmara dan cinta-cintaan. Malah kebanyakan ceritanya bercerita tentang pentingnya kehangatan dalam sebuah keluarga. Dan saya penasaran dunk… Jadinya saya memburu karya Orizuka dan ternyata saya ketagihan.
Salah satu hal yang saya dapatkan dari tulisan Orizuka adalah feel. Saya menyatu dengan perasaan-perasaan tokoh di dalamnya. Saat mereka jatuh cinta, kecewa, benci, sedih, bahagia, saya merasakannya. Saya merasa lebur dalam ceritanya dan bukan hanya penonton yang hanya menonton cerita dalam buku. Hal itulah yang membuat saya royal memberikan bintang-bintang buat karya Orizuka di Goodreads. Kebanyakan saya kasih bintang 4 dan 5.
Tidak semua buku saya beli di toko buku offline. Sebagian saya beli di toko buku online, ada juga di lapak buku murah. Alhamdulillah… Semuanya ori. Enggak ada yang KW. Selain itu saya juga beli buku second untuk beberapa buku. Lumayan enggak bobol banget di kantong :p
Untuk buku Meet the Sennas, resensinya Alhamdulillah bisa dimuat di Koran Jakarta. Lumayan honornya bisa buat beli buku Orizuka yang lain. Dan saya berharap tahun depan ada lagi karya Orizuka bermunculan. Ditunggu 2 buku lanjutan the Chronicles of Audy.
Koleksi karya Orizuka ini bersaing ketat dengan koleksi karya Tere Liye di rak buku saya :D
Ini book wish list aku tahun ini nih yan, soalnya baca-baca di GR, responnya ada bagus :D *pantang nemu testimoni bagus :v
BalasHapussemoga bisa kebeli semuanya, hihiii
Aamiin.... Kalau yang the best menurut saya ada Our Story, I For You, Audy, Meet The Sennas, Me and My Prince Charming. Yang setting Indonesia yang jadi favorit :D
Hapus