Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Menganalisa Selera Buku Seseorang

"Yan, aku mau ke toko buku besar nih, buku yang bagus apa ya?" Sudah cukup sering saya mendapat pertanyaan seperti itu, dan biasanya saya tidak serta merta menjawab dan mencoba berpikir dulu. Hal itu mungkin karena saya ngerasa pernah memberikan jawaban yang salah akan pertanyaan tersebut. Saat saya menyebut judul buku sebagai jawaban dan si penanya kemudian membelinya, eh, selang beberapa waktu si penanya malah protes kalau bukunya nggak banget. Nah, lho? Kan saya jadi nggak enak juga kalau gitu. Dan kemudian saya sadar sepenuhnya kalau masalah buku ini sering adalah masalah selera banget. Apa yang kita suka, belum tentu disuka orang lain. Berapa banyak pecinta membaca buku di belahan dunia ini yang suka Harry Potter? Banyak kan? Saya nggak suka. Dan sampai sekarang belum berhasil membaca tuntas satu jilid pun. Padahal suami saya punya bukunya, loh. Nggak berminat juga saya bacanya.

Resensi Meet The Sennas di Koran Jakarta

Ini naskah asli yang saya kirimkan ke harian Koran Jakarta dan Alhamdulillah kemarin dimuat di sana.  Usaha Anak SMA Menaklukkan Matematika dalam Ujian Nasional Metematika memang sering menjadi momok yang menakutkan buat para pelajar. Padahal, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan di Ujian Nasional. Hal itu juga lah yang dialami oleh Daza Senna. Putri tunggal dari anak sulung keluarga Senna yang kaya raya. Dia mendapat nilai tiga dalam tiga ulangan matematika. Daza yang duduk di kelas XII dan sebentar lagi harus menjalani Ujian Nasional menyembunyikan kertas ulangan tersebut, sayangnya kertas ulangan itu justru ditemukan adiknya dan melaporkannya kepada ayahnya.             Daza diharuskan ayahnya mengikuti les matematika setiap hari agar bisa mendongkrak nilainya menjadi lebih baik. Seorang cowok cakep yang bernama Logan yang kemudian menjadi guru les privat Daza. Daza pun bersorak senang mendapati guru les privatnya adalah seseorang yang tampan. T

Menanti Cinta - Adam Aksara

           Apakah harta bisa membuat kita melakukan apa saja? Dalam beberapa hal mungkin ya, tapi ada juga hal-hal yang tidak bisa kita beli dengan harta, termasuk mempertahankan orang yang kita cintai untuk terus berada di samping kita. Termasuk juga mimpi seseorang yang tidak bisa dibeli dengan harta.    Hal itulah yang menjadi kesimpulan saya selepas membaca sebuah novel berjudul Menanti Cinta karya Adam Aksara. Sebuah novel yang saya dapatkan gratis bersama 99 orang lainnya. Karena novel ini diberikan gratis untuk 100 orang yang bersedia meresensi buku ini. Sebuah penawaran menarik tentunya untuk para pecinta buku :-) Alex adalah seorang penyandang polio yang menyebabkan kakinya tidak bisa menopang tubuhnya, yang membuat dia harus berada di atas kursi roda dalam membantunya 'berjalan'. Saat kecil, ibunya menghadiahkan padanya seperangkat alat kimia sederhana untuk membuat sabun. Yang kemudian Alex jadi suka mengutak-atik zat-zat kimia, mempelajarinya dan kemu

After School Club yang Dodol Abis

Salah satu yang menjadi ciri khas Orizuka kalau saya perhatikan dari membaca 5 karyanya adalah sosok pangeran dalam tokoh cowoknya. Yang biasanya digambarkan dengan tampan-tampan, sebagian ada yang kaya, sebagian ada yang cerdas. Sementara tokoh ceweknya cendrung adalah cewek yang biasa-biasa saja. Tidak cantik, tidak kaya, dan juga tidak terlalu pintar. Kalaupun cantik selalu ada tapinya. Seperti Cessa di I for U yang bak tuan puteri tapi digambarkan polosss banget dan agak tulalit. Seperti dalam After School Club, bercerita tentang Putra yang bak pangeran, kaya dan tampan. Sementara Cleo digambarkan sebagai cewek yang dodol abis, tidak ada keterangan juga kalau Cleo itu cantik. Putra harus masuk ke kelas After School karena dia mendapatkan angka merah di 3 ulangan berturut-turut. Kelas After School sesuai namanya adalah kelas yang ada setelah sekolah berakhir dan diperuntukkan buat mereka yang punya nilai rendah untuk mengikuti kelas itu.

I For You (Cinta yang Selalu Menjagaku)

Waktu nonton The Heirs saya sempat ngebatin, e ya ampyuun, itu anak SMA segitu-gitunya punya masalah. Memperjuangkan cinta udah rada gimana gitu. Kayak antara hidup dan mati. Padahal masih anak SMA gitu, loh. Tapi tetap sih ceritanya menarik untuk diikuti. Nah, seperti itulah perasaan saya ketika membaca I For You-nya Orizuka. Konflik anak SMA yang rumit tapi tetap mengasyikkan untuk diikuti. Sebelum membaca I For You saya membaca 3 buku yang ketiganya susah sekali buat saya selesaikan untuk membacanya sampai tuntas, sampai sekarang jg belum tuntas. Saya pikir semangat saya buat baca buku lagi turun drastis. Tapi, kok saya bisa betah menyelesaikan karya Orizuka ini sampai tuntas tak bersisa hanya dalam 1 malam? Kesimpulan mudahnya sih karena karya Orizuka ini memenuhi selera saya banget  :-)

Menanti Jodoh dengan Menolak Perjodohan

Seseorang yang patah hati memang cendrung ingin menjauh, membawa langkahnya pergi, menelusuri hal-hal baru di tempat yang baru. Mungkin mereka berharap, dengan melangkah ke tempat yang baru dan menemui hal-hal baru akan membuat pikiran lama, kemarahan, kesedihan, luka, dan kecewa yang ada menjadi pergi diisi oleh sesuatu yang baru.  Hal itulah juga yang dilakukan Sekar, saat Tedi yang menjalin hubungan dengannya selama 3 tahun justru menikah dengan wanita lain karena dijodohkan. Padahal Sekar walau usianya masih tergolong muda (23 tahun) tidak pernah hanya ingin bermain-main dalam sebuah hubungan. Dia ingin hubungan yang mengarah ke arah yang lebih serius. Karena itulah dia merasa menyesal telah menjalin hubungan yang sia-sia selama 3 tahun. Kejadian itu juga membuat Sekar menjadi benci dengan yang namanya perjodohan.