Langsung ke konten utama

Mencari Ke Mana Cinta Bermuara dalam Menjeda

  Kita memang hanya memiliki satu hati, tapi kita bisa menyayangi beberapa orang dalam satu waktu. Tentu dengan tingkatan berbeda, dalam ruang-ruang redup hingga terang benderang. Hanya hati kita yang mengetahui siapa yang menempati ruang dan tingkatan yang mana. Dan, seharusnya itu tidak tertukar. (Hal 1) 

  Kalimat pembuka di awal sebuah novel berjudul Menjeda itu menggambarkan konflik yang terjadi dalam hidup Keira. Kehidupan yang ada di dalam keluarganya yang tak seperti keluarga kebanyakan membuat Keira menjadi pemberontak. 


  Dalam keluarga Keira, ibunya adalah kepala rumah tangga dan ayahnya selalu mengalah dalam dominasi sang Ibu. Jika kakaknya, Rania, selalu menurut dengan apa yang dititahkan ibunya, Keira justru sebaliknya. Hal itu terlihat dari apa yang dituturkan Keira dalam sebuah narasi, “Kalimat-kalimat ibu hanya melayang di udara terpental ketika akan meresap masuk ke dalam telingaku.” (Hal 31)



  Satu hal yang selalu memuntahkan emosi ibunya adalah persahabatan Keira dengan Giras. Keluarga Keira adalah keluarga mapan yang tinggal di desa. Sementara keluarga Giras adalah keluarga yang menempati tempat paling ujung di desanya dan beberapa anggota keluarganya tidak dikenal baik oleh warga kampung sering dikaitkan dengan pencurian, kehilangan dan judi togel. 


  Perbedaan itulah yang membuat ibu Keira selalu geram melihat persahabatan yang begitu lekat antara putrinya dengan Giras. Sampai ada satu kejadian yang membuat emosi ibu Keira sampai di puncaknya dan akhirnya memindahkan sekolah Keira ke kota, menitipkan Keira pada adiknya. Di sanalah Keira bertemu dengan Radja, teman sekolah yang membuat hidupnya kembali berwarna.


  Saat kehidupan Keira berada di titik terendah selepas perpisahan kedua orang tuanya dan dia tidak lagi mendapatkan dana untuk kelanjutan pendidikannya, Radja mengajaknya untuk pindah ke Roma. Ibu kandung Radja berasal dan berada di Roma menyambut Keira dengan senang hati. Menganggap Keira sebagai anak perempuan yang tak pernah ia miliki. Di Roma Keira merintis karier menjadi seorang fashion designer. Sampai pada satu saat, setelah 10 musim semi dia lewati di Roma, Keira ingin kembali ke tanah air.


  Ada banyak hal yang harus Keira selesaikan di tanah air. Berbaikan dengan sang ibu, mengenal keluarga baru ayahnya dan bertemu kembali dengan kakaknya. Termasuk juga mencari kabar tentang Giras, sahabat masa kecil yang namanya masih bergetar pada nadi di kedua lengan Keira. Selain itu Keira ingin memberi jeda pada hubungannya dengan Radja untuk menemukan jawaban siapa yang paling diinginkannya. Radja pun melepaskannya dan berkata, “Pulanglah Keira, sampai kamu bisa menentukan siapa yang akan kamu temui ketika sarapan dan sebelum tidur.” (Hal 85)


  Di tanah air, Keira memulai misinya satu per satu. Dan, semuanya berjalan dengan mudah. Bahkan, Keira dengan mudah menemukan Giras hanya dengan secarik alamat yang diberikan ayahnya. Sikap ibunya yang dulu keras membatu pun kini sudah melunak. Dulu bagi Keira mengetahui kalau Giras baik-baik saja itu sudah cukup untuknya. Tapi, ternyata tidak semudah apa yang dipikirkannya untuk meninggalkan Giras begitu saja. Kondisi dilematis menggelayuti pikiran Keira nyaris di sepanjang cerita.


  ***
  

  Sebagai novel pertama dari penulisnya, novel ini asyik buat dibaca. Salah satu novel yang bikin saya tidak ingin melepasnya hingga tuntas sampai halaman terakhir. Tapi, tetap saja saya nggak bisa pegang buku terus. Hehehe... Maksudnya nih ya, ini buku nggak pengin saya bilang bacanya ntar2 aja atau saya sambi dengan baca yang lain. Banyak loh buku yang ketika 1-2 bab bercerita udah saya tutup dan saya teruskan entah kapan, tapi novel ini tidak dalam kategori itu. 

  Pilihan diksinya juga oke punya. Lihat saja kutipan dari halaman pertama buku ini yang saya tulis di awal.  Yang bikin saya garuk-garuk tembok karena merasa nggak bisa nulis semanis itu. Hahaha....


  Kita juga bisa mengambil pelajaran dari karakter yang ada di dalamnya. Buat para istri bisa tuh mengambil pelajaran dari Ibu Nyai, ibunya Keira. Supaya jangan lupa sungkem ama suami. Hihihi....
Melalui tokoh Giras dalam novel ini kita diceritakan bagaimana seseorang bisa berubah menjadi baik. Giras yang tiga kali masuk penjara memaksakan dirinya keluar dari masa gelap hidupnya. Mengubah perilakunya dan kemudian menjadi pemandu olahraga outdoor dan menjalani hidup dengan baik-baik saja.

Sempat saya merasa dejavu ketika membaca novel ini. Pada bagian saat salah satu tokoh yang mengalami kecelakaan, koma dan kemudian sadarkan diri. Saya merasa dejavu dengan novel Galaksi Kinanti. Pemberitahuan lewat telpon dan ketercekatan salah satu tokoh yang diberitahu adalah poin yang membuat dejavu itu hadir begitu saja dalam pikiran saya. 

  Terakhir, saya ingin kembali mengingatkan diri saya pada sebuah peringatan yang diberikan oleh Nabi kita, kalau dua orang yang berlainan jenis yang bukan mahram berduaan saja, maka orang ketiga adalah setan. Dalam novel ini, tokoh di dalamnya mungkin terbebas dari ‘tidak melakukan apa-apa’, tapi itu tak menjadi acuan kalau kita yang melakukannya juga bisa terbebas dari 'tidak melakukan apa-apa'. Jadi, tetap nggak boleh ya, Kakaaaa ;) 






Judul Buku      : Menjeda (Mencari Muara Cinta)
Penulis           : Adya Pramudita
Editor             : Anin Patrajuangga
Penerbit          : PT. Grasindo
Terbit             : 2014
Tebal Buku      : 266 + vi halaman

ISBN               : 9786022513

Komentar

Posting Komentar

Tulis Komentar Anda

Postingan populer dari blog ini

Novel yang Berkisah Tentang Poligami

Kebahagiaan dalam pernikahan adalah harapan setiap insan yang menikah. Mereka berharap pasangan dalam hidupnya adalah yang pertama dan terakhir serta hanya maut yang bisa memisahkan. Hal itu juga dialami oleh Arini. Arini yang menyenangi dunia dongeng selalu menganggap hidupnya pun akan berakhir bahagia seperti dongeng-dongeng yang selama ini ia ketahui. Happily Ever After. Semuanya semakin sempurna saat Arini menemukan sang pangeran yang membangun istana cinta bersamanya. Pras, adalah lelaki baik hati itu. Bersama Pras, Arini dikaruniai tiga anak-anak yang cerdas. Karier Arini sebagai penulis pun terus berjalan.

Membangun Kebiasaan demi Kehidupan yang Lebih Baik

Bagi sebagian manusia keahlian adalah bakat, tapi bagi sebagian yang lain keahlian adalah masalah latihan dan pengembangan. Menurut buku How to Master your Habits, keahlian adalah hasil pilihan, latihan dan pengulangan yang dibuat itu. Habits adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berpikir. Habits adalah suatu aktivitas yang dilakukan terus menerus sehingga menjadi bagian daripada seorang manusia. Dia adalah kebiasaan kita.  Mungkin kita pernah merasa heran (kita? Saya maksudnya :p) Kenapa mas-mas penjual nasi goring itu begitu lihat memasukkan bumbu demi bumbu hingga tersaji nasi goreng yang enak. Yang rasanya dari hari ke hari ya sama kayak gitu. Tidak berubah. Padahal dalam proses memasaknya yang saya lihat sepenuhnya, tak ada sedikitpun mas-mas penjual nasgor itu mencicipi hasil masakannya. Kok bisa rasanya pas? Dan sama dari hari ke hari? Itu karena memasak nasgor sudah menjadi kebiasaan. Sesuatu yang dilakukan berulan

In a Blue Moon - Ilana Tan

Membaca buku yang belum beredar di toko buku itu rasanya sesuatu. Apalagi bukunya banyak ditunggu para fans penulis tersebut. Ada sensasi rasa senang ketika melahapnya. Terima kasih buat ka Fitri Gita Cinta yang sudi meminjamkannya ;-) In a Blue Moon adalah karya terbaru dari Ilana Tan. Buku yang saya baca berstatus Contoh Cetakan dan Tidak untuk dijual. Seperti karya Ilana Tan sebelumnya, unsur romance yang kental tetap menjadi ciri khas Ilana Tan dalam karya teranyarnya ini. Lucas Ford harus menerima perjodohan yang dicetuskan oleh sang kakek. Ketika Lucas bertemu dengan tunangannya itu, Lucas kaget karena dia sudah mengenal gadis itu sebelumnya. Sophie Wilson bukan orang baru dalam kehidupan Lucas, mereka pernah saling mengenal saat masih duduk di bangku SMA. Kakek Lucas pun senang mengetahui cucunya sudah mengenal dengan seseorang yang dia ingin jodohkan. Namun, Sophie menegaskan sesuatu, “Kami hanya bersekolah di SMA yang sama. Tidak bisa dibilang berteman.”